Rekan ayah itu namanya, Om Bayu dan saya sendiri panggilnya Om. Karena jalinan yang sangat dekat sama Om Bayu, dia telah dipandang seperti saudara sendiri di rumahku. Om Bayu mukanya benar-benar ganteng, mukanya terlihat lebih muda dari ayahku, karena umurnya berlainan cukup jauh, umur Om Bayu saat itu sekitaran 28 tahun. Selainnya ganteng, Om Bayu bertubuh yang lebih tinggi tegap, dengan dada yang sektor.
Film Bokep -Pertama Peristiwa ini berawal saat berlibur semester, saat itu ke-2 orang tuaku harus pergi ke Madiun sebab ada perayaan pernikahan saudara. Karena kami dan Om Bayu lumayan dekat, karena itu saya meminta ke orang tuaku untuk bermalam saja di dalam rumah Om Bayu yang tidak jauh dari rumahku sepanjang 5 hari tersebut. Om Bayu telah menikah, tapi belum mempunyai anak. Istrinya ialah seorang pegawai perusahaan swasta, dan Om Bayu tidak memiliki tugas masih tetap.
Ia ialah seorang makelar mobil. Beberapa hari pertama kulewati dengan ngobrol-ngobrol sekalian bergurau-ria, sesudah istri Om Bayu pergi ke kantor. Om Bayu sendiri karena ucapnya tidak ada order untuk cari mobil, menjadi masih tetap di dalam rumah sekalian menanti telephone kalau-kalau ada langganannya yang ingin cari mobil. Untuk melewati waktu, kerap kami bermain berbagai permainan seperti halma, atau monopoli, karena Om Bayu orangnya benar-benar pandai berkawan dengan siapa pun.
Saat sesuatu hari, sesudah makan siang, mendadak Om Bayu berbicara kepadaku, “Rin… kita bermain dokter-dokteran yok.., sekaligus Rini, Om check betulan, mumpung gratis”.
Memang kata ayah dulu Om Bayu sebelumnya pernah kuliah di fakultas kedokteran, tetapi putus di tengah-tengah jalan karena menikah dan kesusahan ongkos kuliah.
“Ayoo…”, sambutku dengan polos tampa berprasangka buruk.
Selanjutnya Om Bayu ajakku ke kamarnya, lantas ambil suatu hal dari lemarinya, ternyata dia ambil stetoskop, mungkin sisa yang digunakannya saat kuliah dahulu.
“Nach Rin, kamu membuka dech bajumu, terus berbaring di tempat tidur”.
Sebelumnya saya cukup ragu. Tetapi sesudah menyaksikan wajahnya yang sungguh-sungguh pada akhirnya saya menurutinya.
“Baik Om”, kataku, lantas saya buka kaosku, dan memulai akan tiduran.
Tetapi Om Bayu katakan, “Lho… BH-nya sekaligus dibuka donk.., agar Om mudah meriksanya”.
Saya yang waktu itu tetap polos, dengan lugunya saya buka BH-ku, hingga sekarang kelihatanlah buah dadaku yang tetap mengkal.
“Wah…, kamu memang sungguh elok Rin…”, kata Om Bayu.
Kusaksikan matanya tidak berkedip-kedip melihat buah dadaku, dan saya cuma menunduk malu.
Sesudah terlentang di atas tempat tidur, dengan menggunakan rok mini saja, Om Bayu mulai memeriksaku. Sebelumnya di lekatkannya stetoskop itu di dadaku, rasanya dingin, lantas Om Bayu menyuruhku bernafas sampai seringkali, kemudian Om Bayu melepas stetoskopnya. Selanjutnya sekalian tersenyum kepadaku, tangannya sentuh lenganku, lantas menyeka-usapnya secara halus.
“Waah… kulit kamu lembut ya, Rin… Kamu tentu rajin menjaganya”, ucapnya. Saya diam saja, saya cuma rasakan sentuhan dan usapan halus Om Bayu.
Selanjutnya usapan itu bergerak naik ke bahuku. Kemudian tangan Om Bayu merayap menyeka perutku. Saya cuma diam saja rasakan perutku diseka-usapnya, sentuhan Om Bayu betul-betul berasa halus, dan makin lama terang-terangan saya mulai menjadi cukup terangsang oleh sentuhannya, hingga bulu tanganku bergidik dibikinnya.
Lantas Om Bayu meningkatkan usapannya ke pangkal bawah buah dadaku yang tetap mengkal itu, menyeka mengitarinya, lantas menyeka buah dadaku. Ih…, baru ini kali saya rasakan yang semacam itu, rasanya lembut, halus, dan geli, bersatu jadi satu. Tetapi selang beberapa saat, Om Bayu hentikan usapannya. Dan saya kira… yah, cuma hanya ini perlakuannya. Tetapi selanjutnya Tom Bayu mengarah ke arah kakiku.
“Nach.., saat ini Om check sisi bawah yah…”, ucapnya. Sesudah diseka-usap seperti barusan yang terang-terangan membuatku cukup terangsang, saya cuma dapat menggangguk perlahan saja. Waktu itu saya tetap kenakan rok miniku, tetapi mendadak Om Bayu menarik dan loloskan celana dalamku. Sudah pasti saya keget 1/2 mati.
“Ih…, Om kok celana dalam Rini dibuka…?”, kataku dengan grogi.
“Lho…, khan ingin dicheck.., dasarnya Rini tenang aja…”, ucapnya dengan suara halus sekalian tersenyum, tetapi nampaknya mata dan senyuman Om Bayu sarat dengan tujuan tertentu. Tapi waktu itu saya tidak dapat melakukan perbuatan apapun.
Sesudah celana dalamku diloloskan oleh Om Bayu, ia duduk bertimpuh di depan kakiku. Matanya tidak berkedip-kedip melihat vaginaku yang imut, dengan bulu-bulunya yang benar-benar lembut dan tipis. Lantas ke-2 kakiku dinaikkan ke pahanya, hingga pahaku menumpang di atas pahanya. Lantas Om Bayu mulai mengelus-elus betisku, lembut dan halus sekali rasanya, lantas dilanjutkan pelan-pelan meraba-raba pahaku sisi atas, lantas ke paha sisi dalam. Hiii…, saya menjadi bergidik rasanya.
“Ooomm…”, suaraku lirih.
Itil V3
“Tenang sayang.., dasarnya kelak kamu merasakan nikmat…”, ucapnya sekalian tersenyum.
Om Bayu lantas mengelus-elus selangkanganku, hatiku menjadi semakin tidak karuan rasanya.
Selanjutnya, dengan jemari telunjuknya yang lebih besar, Om Bayu menggesekkannya ke bibir vaginaku dari bawah ke atas.
“aahh…, Oooomm…”, jeritku lirih.
“Sssstt…, hmm…, nikmat.., kan…?”, ucapnya.
Mana sanggup saya menjawab, malah Om Bayu mulai melanjutkan kembali menggesekkan jarinya berkali-kali. Sudah pasti ini membuatku semakin tidak karuan, saya menggeliat-gelinjang, menggelinjang-geliat ke sana-ke silahkan.
“Ssstthh…, aahh…, Ooomm…, aahh…”, eranganku kedengar lirih, dunia terasanya berputar, kesadaranku seperti terbang ke langit. Vaginaku rasanya telah basah sekali karena saya memang sangat terangsang sekali.
Sesudah Om Bayu merasa senang dengan permainan jarinya, ia hentikan sesaat bermainnya itu, tetapi selanjutnya mukanya dekati mukaku, saya yang masih belum eksper benar-benar, dengan pikiran yang di antara sadar dan tidak sadar, cuma dapat menyaksikannya pasrah tanpa memahami apa yang sebetulnya sedang terjadi. Mukanya makin dekat, selanjutnya bibirnya dekati bibirku, lantas dia mengecupku secara halus, rasanya geli, halus, dan basah. Tetapi Om Bayu tidak cuma mengecup, dia lantas melumat habis bibirku sekalian mainkan lidahnya, Hiii…, rasanya menjadi semakin geli…, apalagi saat lidah Om Bayu memancing lidahku, hingga saya tidak paham mengapa, secara perasaan menjadi kepancing, hingga lidahku dengan lidah Om Bayu sama-sama bermain, membelit-belit, sudah pasti saya menjadi makin nikmat kegelian.
Selanjutnya Om Bayu mengusung mukanya dan mengundurkan tubuhnnya. Entahlah permainan apalagi yang hendak dibuatnya pikirku, saya toh telah pasrah. Dan eh…, gila…, mendadak tubuhnya dimundurkan ke bawah dan Om Bayu telungkup antara ke-2 kakiku yang automatis terkangkang, kepalanya ada pas di atas kemaluanku dan Om Bayu secara cepat menyodokkan kepalanya ke selangkanganku, ke-2 pahaku digenggamnya dan ditempatkan di atas bahunya, hingga ke-2 paha sisi dalamku seperti menjepit kepala Om Bayu. Saya benar-benar kaget dan coba melawan, namun ke-2 tangannya menggenggam pahaku dengan kuat, lantas tanpa sungkan-sungkan kembali Om Bayu mulai menjilat-jilati bibir vaginaku.
“aa…, Ooomm…!”, saya menjerit, meskipun lidah Om Bayu berasa halus, tetapi jilatannua itu berasa menusuk vaginaku dan menyebar ke semua badanku, tetapi Om Bayu yang sudah eksper itu, malah menjilat-jilati mati-matian bibir vaginaku, lantas lidahnya masuk ke vaginaku, dan menari-nari dalam vaginaku. Lidah Om Bayu mengait-ngait ke sana-ke silahkan menjilat-jilat semua dinding vaginaku. Sudah pasti saya semakin menjadi, tubuhku menggelinjang-geliat dan terhentak-hentak, dan ke-2 tanganku coba menggerakkan kepalanya dari kemaluanku. Namun usahaku itu percuma saja, Om Bayu terus lakukan laganya dengan garang. Saya cuma dapat menjerit-jerit tidak karuan.
“aahh…, Ooomm…, jaangan…, jaanggann…, teeerruskaan…, ituu…, aa…, aaku…, nndaak…, maauu.., geellii…, stooopp…, tahaann…, aahh!”.
Saya menggeliat-gelinjang seperti kesurupan, menggelinjang ke sana-ke silahkan di antara ingin dan tidak meskipun ada hati menampik namun rasa geli, bersatu dengan kepuasan yang teramat benar-benar memimpin semua tubuhku. Om Bayu dengan kuat merengkuh ke-2 pahaku antara pipinya, hingga meskipun saya menggelinjang ke sana-ke silahkan, tetapi Om Bayu masih tetap memperoleh yang diinginnya. Jilatan-jilatan Om Bayu betul-betul membuatku seperti orang lupa dataran, vaginaku telah betul-betul banjir dibikinnya, ini membuat Om Bayu jadi makin liar, dia tidak hanya menjilat-jilat, bahkan juga mengisap, menyedot-nyedot vaginaku. Cairan lendir vaginaku bahkan juga dihisap Om Bayu mati-matian. Sedotan Om Bayu di vaginaku benar-benar kuat, membuatku menjadi samakin kelonjotan.
Selanjutnya Om Bayu sesaat hentikan jilatannya. Dengan jarinya dia buka bibir vaginaku, lantas di sorongkan sedikit ke atas. Saya waktu itu tidak paham apa tujuan Om Bayu, ternyata Om Bayu membidik clitorisku. Ia menjulurkan lidahnya, lantas dijilatnya clitorisku.
“aahh…”, sudah pasti saya menjerit keras sekali, saya merasa seperti kesetrum, karena rupanya itu sisi yang paling peka bagiku. Demikian terkejutnya saya merasainya, saya sampai menggangkat bokongku. Om Bayu justru menekan pahaku ke bawah, hingga bokongku menempel kembali ke kasur, dan terus menjilat-jilati clitorisku sekalian dihisap-hisapnya.
“aa…, Ooomm…, aauuhh…, aahh!”, jeritku makin mengganas. Mendadak saya rasakan suatu hal yang teramat benar-benar, yang ingin keluar dalam vaginaku, seperti akan pipis, dan saya tidak kuat meredamnya, tetapi Om Bayu yang kelihatannya sudah mengetahui, malah mengisap clitorisku dengan kuatnya.
“Ooomm…, aa!”, badanku berasa tersengat tegangan tinggi, semua badanku menegang, tidak sadar kujepit dengan kuat pipi Om Bayu dengan ke-2 pahaku di selangkanganku. Lantas badanku tergetar bersama dengan keluarnya cairan vaginaku banyak, dan nampaknya Om Bayu tidak menyia-nyiakannya dihisapnya vaginaku, disedotnya semua cairan vaginaku. Tulang-tulangku berasa hancur lebur, lantas badanku berasa lemas sekali. Saya terbaring lemas.