Cerita Sex Dapat Kenalan Dari Facebook Sesorang Janda

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
64 views

Kami kenalan di FB, mulai kerap mengirim pesan disana. Di sana juga saya ketahui jika ia rupanya janda beranak satu. Suaminya lari kepelukan wanita lain. Ia ditinggalkan pergi suaminya di saat hamil dua bulan. Dan sejak waktu itu tidak ada lelaki yang bersemayam dihatinya.

Foto Pemain Bokep – Sesudah nyaris satu bulan kenalan, kamipun setuju untuk ketemu di dalam rumah makan di Jakarta Selatan. Ia membawa juga putrinya yang berusia 6 tahun untuk dikenalkan dengan aku. Dan sesudah tatap muka itu kamipun hanya dapat komunikasi melalui sms atau telepon karena jarak kita jauh. ia di Cireundeu dan saya di Cilegon.
Ia banyak narasi mengenai hidupnya padaku, dan aku juga berusaha untuk menolongnya dgn memberikan ia nasihat atau saran yang lainnya.
Dan pada akhirannya ia bertanya hal yang benar-benar membuatku terkejut

“Mas’…aku ingin bertanya pernahkah ada dibenak Mas’ untuk memaduku, jadikan saya istri ke-2 ? Saya siap, saya ikhlas, saya tulus, saya merasa berbahagia dari sisi Mas’..” pertanyaan itu sangat membuatku tidak bisa berbicara.

Aku juga berargumen jika ini tidak dapat dibahas melalui telepon, lantas kitapun setuju untuk berjumpa di Bandung dan kebenaran saya ada rapat di Bandung, diapun ada masalah mengurusi ijazah di bandung.
Sejak perbincangan itu, saat kita sedang telepon-telponan saya selalu memikatnya mengenai gagasan tatap muka kita di Bandung.

“Jika kita berdua nginep di hotel dgn satu kamar terus kelak terjadi beberapa hal yang diharapkan gimana…gak apapun kan… Kamukan tahu saya sudah tidak bercinta sama istriku cukup lama…” ucapku memikatnya,

“Jangan dong Mas’, tolong menjaga saya, jangan memikat ku begitu dong, saya tidak kuat Mas’, sudah demikian lama saya tidak di sentuh lelaki, please… ya Mas’…” pintanya memelas,

“Kita saksikan kelak ya…” jawabku kembali.

Satu minggu selanjutnya kamipun berjumpa dalam suatu Mall di pusat Jakarta, beli bekal untuk dibawa dalam perjalanan dan kami segera cabut ke Bandung.

Dalam perjalanan ke arah Bandung saya merasa berbahagia sekali karena Ayu demikian menganakemaskan saya, layani keperluanku, dimulai dari mengambil camilan dan menyuapiku, hidupkan korek untuk rokokku, sampai memijit tanganku yang pegal, semua dilakukan dgn ikhlas dan mesra yang membuat keinginanku untuk menciumnya, tp saya takut untuk melakukan tindakan yang serba aneh, karena saya benar-benar menghargai dan mengasihi ia, pikiran ngeresku karena sentuhannya tinggal harapan saja.

Tp ada yang aneh saat saya menyaksikan muka Ayu, seakan ada kemurungan dibalik senyuman tawanya tersebut.

Sesampai di Bandung, kamipun cari Hotel yang tenang, yang jauh dari keramaian

“Dua tempat tidur ya Mas’ ” tanyanya padaku,

“Emangnya kenpa harus dua tempat tidur?” saya kembali bertanya kepadanya,

“Saya takut kelak terjadi hal-hal…” jawabannya tidak dilanjutkan,

“Iya tenang saja..” jawabku menentramkannya.

Tp saat datang di penerima tamu saya meminta pada petugasnya dgn satu bad besar (he he he he)

“Kok bad besar terus saya kelak tidur di mana?” bertanya Ayu saat sampai dikamar,

“sudah berbarengan saja, kalau tidak saya yang di bawah dech” sergahku hilangkan
kecurigaannya..

Selang beberapa saat saya mandi dan keluar langgsung menggunakan baju komplet, takut ia berprasangka buruk. Dan saat ia mandipun demikian, namun di saat ia usai mandi mendadak ia menyodok dari kembali pintu kamar mandi.

“Mas, tolong ambilkan tasku di atas meja samping tempat tidur itu” saat saya ambilkan, terlihat siluet badannya dari refleksi kaca di dlm kamar mandi.

“Ya ampun badannya seksi sekali, meskipun disaksikan dari refleksi kaca”

Sesudah usai bersiap, saya coba menyibukkan aktivitasku dgn mempersiapkan laporan untuk rapat esok, dan Ayu berkunjung teman-kawanya untuk say hallo. Sayang sepanjang saya bekerja, tidak satu juga laporan yang saya menghasilkan, semenjak barusan pikiranku melayang ke siluet kaca barusan, dan itupula yang membuat kemaluanku meronta-ronta. Berulang-kali saya coba menghilangkan pikiran ku mengenai hal tersebut, tp lenyap sdh akal sehatku.

Mendadak kedengar suara pintu di ketok

“Mas, saya pulang” pintu kamar juga saya membuka dan secara langsung saja saya dekap ia..

“Ada apakah ini Mas, kok begini”

“Tidak papah”jawabku

“Rindu saja”

Sesudah istirahat dgn argumen capek ngerjain laporan buat esok,
“Saya pijitin ya Mas..” dan secara langsung tangan Ayu memijit bahuku, perasaan nyaman dan hangat menyebar di sekujur badanku, saya kebingungan, mengapa hati rileks ini tidak membuat kemaluanku tenang, justru semakin menjadi

“Yu, sana gih kamu mengganti pakaian dahulu, kan setelah keluar, kotor” kataku, selanjutnya Ayu mengambil langkah ke kamar mandi dgn baju tidur pada tangan, “Jangan mengganti di dalam kamar mandi, basa kelak celana jeansnya, saya kembali kanan dech, Ayu mengganti di dalam kamar saja” kataku sekalian mengubah badan hilangkan kebimbangan hati Ayu.

Sejurus selanjutnya Ayu sdh ada di sampingku dgn daster rendah dan komplet BH dan celana dlm.

“Ooogghhh” kataku sambilo nikmati sentuhan halus Ayu, dan tidak menyengaja dada Ayu yang montok itu sentuh punggungku

Karena tidak tertahan, saya membalikan badanku dan secara langsung merengkuh Ayu, napas Ayu yang tercekat dan kata-kata yang tidak sanggup keluar mulutnya karena saya menyium Ayu dgn garanganya, selang beberapa saat Ayu juga pada akhirnya membalasnya kecupanku, dan posisi Ayu juga di atas menekanku.

Tidak berasa dada ayu sdh mulai mengeras dan makin sentuh dadaku, tanganku juga merayap menyelusup terbalik dasternya untuk sentuh toketnya yang makin keras tersebut.

Cerita Lainnya:   Cerita Dewasa Aku Di Perkosa Kakak ku Dan Ketagihan

“Arghh…” terpekik perlahan dan coba menghindari sentuhanku tetapi tidak dapat karena kami berdua makin nikmati pemanasan ini.

Aku juga coba buka kancing BH nya dgn satu tangan dan sukses, diapun melotot tidak sanggup menampik karena sejuru selanjutnya mulutku sdh menyium toket Ayu yang montok tersebut. Ya ampun sdh beranak satu, tp tetap kenyal jg toketnya

“Emmhhpphh.. ogghhh…sshhhhh” Makin meracau mulutnya karena sentuhan bibirku di toketnya makin menambahkan keinginan Ayu, aku juga ganti posisi yang menindihnya.

Secara perlahan-lahan saya ambil peluang untuk melepaskan celanaku dan secara langsung buka paha mulus Ayu. Menyengaja kusentuhkan kemaluanku ke atas CD Ayu yang tipis, saya mengharap dapat menambahkan kesan buatnya, tanpa tergesa-gesa buka CD Ayu, takut ia terkejut dan membubarkan fokusnya, pinggulku menyengaja saya goyangkan supaya kemaluanku sentuh permukaan kemaluan Ayu, beberapa saat selanjutnya, berasa di ujung kemaluanku ada suatu hal yang basah dan saya tahu Ayu semakin terangsang dan memulai keluarkan lendir kepuasanya dan secara tidak langsung mengatakan “siap”, saya perlahan-lahan turun sekalian menyiumi perut dan paha sisi dlmnya, Ayupun semakin mendesah dan sentuh kepalaku menyaratkan untuk cepat sentuh bibir kemaluanya yang semakin basah itu oleh lendir kepuasan.

Saat sampai antara dua pahanya, aku juga berusaha makin melebarkan bukaan pahanya supaya saya bisa bebas menyimu kemaluanya yang wangi ciri khas, “rupanya Ayu masih tetap jaga kemaluanya dgn baik” kataku dlm hati.

Sesudah kujilati dgn halus, makin lama makin banyak lendir kepuasanya keluar lubang kemaluanya, semakin bersemngat saya, dan Ayu mulai menglinjang-glinjang badannya karena tidak kuat terima permainan lidahku disekitaran kemaluanya dan saat klit nya kusentuh,

“Oggghhhh emmmpphhh ampunn Mas” jeritnya, sekalian tanganya menekan kepalaku supaya makin tenggelam antara selangkanganya.

“Aaaacchhh Mas, sudah Mas, Saya tidak tahan…, ampunnn mas.. jangan siksa saya please…”

“Oogrrrhhh Mas, ampunnnn, please masss jangan siksa akuuhhh….” Ayu juga melafalkanng beberapa saat, saat lagi Ayu makin melafalkanng, aku juga makin kuat menyiumi dan mengisap klitnya karena saya tahu, Ayu nyaris orgasme

Sekali hentakan keras keatas, mendadak punggungku berasa perih karena kuku Ayu mencengkeram kuat di punggungku dan badan Ayu melafalkanng kuat, dan Ayu juga menurun tidak nerdaya. Raut muka Ayu pasrah dgn apa yang sedang saya kerjakan, napas Ayu juga tersengal-sengal meredam birahi yang sedang naik-turun bersama dgn orgasme yang sedang Ayu alami.
Ia celah kepsrahanya..

“Mas, terima kasih, tidak pernah saya rasakan kepuasan seperti ini…” sambila teteskan air mata kebahagian dan kepuasan yang memancar diwajahnya.

Dgn perlahan saya merayap di sebelahnya sekalian meredam keinginanku, jika saya segera entot ia, tentu terkejut, saya tidak ingin ia menjadi berpikir beberapa macam. Ku dekap mesra Ayu, dan Ayu juga bertumpu di dadaku. Sekalian istirahat kucoba sentuh toketnya yang tetap keras padat,

“Mas belum keluar ya, Ayu harus bagaimana ya…” kata Ayu

“Nyantai saja, yang penting Ayu nyaman…”

“Tp please jangan dimasukin ya…”

Selang beberapa saat aku juga mulai bergerilya dgn mncium bibirnya dan turun kelehernya.

“Eemmmhhhh” desahnya, aku juga turun ke toketnya yang mulai mengeras kembali, tidak berapakah lama saya coba sentuh lubang kemaluanya, rupanya sdh basah kembali dgn lendir kepuasanya, sekalian mencium toketnya saya rebahkan Ayu dan kukangkangkan ke-2 kakinya hingga posisi misionaris kudapatkan, saat tangkai kemaluanku sentuh perlahan lubang kemaluanya,

“Emmmhhhh….” terdengar kembali desahnya dan dekapanya makin kuat, saya coba menggoyahkan bokongku supaya tangkai kemaluanku sentuh lubang kemaluan Ayu,

“Ooogghhhh… Mas, nikmat Mas, saya tidak tahan Mas, jangan siksa saya algi dgn rasa ini, pleaseee…” perlahan-lahan kepala kemaluanku kutusukkan ke dlm lubang kemaluan Ayu, mata Ayu juga merem terbuka, tanganya meredam badanku pertanda agar tidak masukkan tangkai kemaluanku ke lubang kemaluan Ayu

“Sakit Mas perlahan Mas…. sakit sekali… Ogghh, Masss…”

Aku juga mau tak mau meredam 1/2, supaya masuknya tidak terlampau tergesa-gesa dan membuat Ayu sakit. Aku juga memaju undurkan untuk beberapa saat supaya lubang kemaluan Ayu merasa terlatih kembali, aku juga nikmati.

Sesudah beberapa saat, Ayu mulai terasa nyaman dan nikmati masuk keluarnya tangkai kemaluanku, aku juga menusukkan makin dlm tangkai kemaluanku di lubang kemaluan Ayu, Ayupun melotot terkejut,

“Mas please… perlahan saja ya, saya kepenuhan rasanya..” kata ayu

Aku juga harus bersabar menarik lagi ulur tangkai kemaluanku kurang lebih tiga perempatnya, sesudah beberapa saat, diapun mulai melafalkanngkan badannya dan..

“Ooogghhhh Massss… saya tidak tahan kembali, saya ingin keluar Mass….. please jangan membuat saya tidak tahan…..” Rintihnya sekalian perkuat dekapanya di badanku, dan diapun mengelinjang-glinjang tidak karuan, mendadak kakinya di silangkan kepunggungku, dan langsung masuk semua tangkai kemaluanku di dlm lubang kemaluanya

“Ooogghhh Mas, Ampun Mas saya tidak tahan…”

Saat itu juga saya rasakan lagi orgasme Ayu yang beberapa kalinya dan aku juga percepat tusukkanku, Ayu juga mengglepar-glepar meredam kepuasan ini, tangkai kemaluanku juga berasa sekali diremas-remas oleh lubang kemluan Ayu, sesudah beberapa saat, Ayu juga pada akhirnya terkulai lemas, cuma racauan-racauan mulutnya pertanda kepuasan saja yang ada, aku juga semakin bertambah semangat menusuknya.

Mendadak ada cengkeraman kuat kembali di lubang kemaluan Ayu yang kurasakan saat kusaksikan keselangkangan Ayu, tarikan pinggangku membuat bibir kemaluan Ayu tertaik dan memunculkan kesan yang membuat saya tidak bisa meredam pejuhku yang mulai ingin nymebur, nadiku berasa berkedut kuat membuat Ayu terpicu kembali untuk orgasme, Ayupun meracau tidak karuan sampai di menit selanjutnya kakinya merengkuh pinggangku, dan

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Ratna Menjadi Tumbal Bayar Hutang

“Masss, saya keluar kembali mas… terussss… oogghhhh…” bersama dgn itu nyembur juga pejuhku, untuk seringkali semprotan yang kerasa dan secara langsung membasahi lubang kemaluan Ayu, aku juga merasa semua tenagaku dan oto ku di hirup kedlm lubang kemaluan Ayu, dan kemudian saya diamkan tangkai kemluanku tenggelam tenang di dlm lubang kemluan Ayu dan kami berduapun berpelukkan.

“Ssshhhhhh…” Racauan Ayu karena rasakan renyutan nadi tangkai kemluanku di dlm lubang kemaluanya.

Untuk demikian lama masih ku biarkan tangkai kemaluanku tenggelam di dlm lubang kemaluan yang masih hangat, berasa olehku lelehan pejuhku bersatu dgn lendir kepuasan Ayu yang keluar lubang kemaluan Ayu.

“Mas… mengapa kita ini ya, Ayu malu” katanya, dan selang beberapa saat kami berdua tertidur nyenyak.

Saat mendekati pagi, dinginya udara bandung menjelajahi badan kami yang tanpa selimut, aku juga berubah untuk merengkuh Ayu, sesaat dia bangun untuk memperoleh badannya di pelikanku, tanpa menyengaja, tangkai kemaluanku terjaga kembali karena terjamah belaian halus tangan Ayu.

“Oogghhhh…” Lirihku, dan seolah Ayupun memahami dan makin sentuh halus tangkai kemaluanku entahlah sejumlah lama, mendadak Ayu melepas sentuhanya karena terperanjat dgn kembali bangunya tangkai kemaluanku.

“Mas… kok jadi membesar kembali”

“Ayu sih, menjadi bangun kembali dech” ucapku

“Mas…. kelak kembali ya, Masih berasa perih nih, maaf sudah lama tidak terlatih kembali”

“Iya tidak papah Yu, kapan-kapan jg bisa” jawabku dengahn merajuk, Ayupun tersenyum sekalian menyubit mesra lenganku.

Kucium mesra bibirnya dan terus menelusuri ke siktar leher,

“Saya sayang Ayu” bisikku sekalian menyium telinga dan sekelilingnya.

“Emmmpphhh…” kembali Ayu mendesah.

Kecupanku kulanjutkan turun ke toket montoknya dan kadang-kadang mengisap-hisap puting toketnya, kembali lagi “sshhhhhh… keluar mulut Ayu karena meredam kesan dan rangsangan yang menyebar di sekujur badannya karena kucium dan kuhisap puting toketnya, dgn meracaunya Ayu yang makin tidak termonitor, mengisyaratkan Ayu mulai terangsang luar biasa, dgn tidak malu kembali, Ayu mulai sentuh halus tangkai kemaluanku dan ini kali sampai pada kantong zakarku.

“Oooggghhh…” desahku

Demikian halus sentuhan tanganya hingga semakin meningkatkan pergolakan gairahku yang sdh tidak tertahan, aku juga segera berubah kemabli ke selangkangan Ayu untuk menyiumi dan menjilat-jilati bibir kemaluan yang mulai keluarkan lendir yang makin banyak, saat saya mulai sentuh klitnya dgn hidungku dan lubang kemaluanya kemainkan dgn ujung lidahku,

“Oooggrrrhhhh, ampun masss… Ayu tidak kuatttt, pleaseee mass… jangan semakin lama…”
Aypun semkain menjepitkan ke-2 pahanya dan tanganya makin kuat menekan kepalaku,

“Ooogghhh…. Aaahhhhhhh.. Masss, saya keluar …” bersama dgn itu kemaluan Ayu banjir lendir kepuasan yang keluar bersama dgn orgasmenya, aku juga terus menjilat-jilati dan mengisap lendir itu sampai bersih.

Sesudah kejangan badannya berkurang, pahanya mulai melembek, kesempatan kali ini saya pakai untuk tempelkan tangkai kemaluan ke bibir kemaluan Ayu, saya takut jika saya paksakan masuk, Ayu akan kesakitan,

“Mass, perlahan saja ya…” pinta Ayu memelas, aku juga menyentuhkan lagi tangkai kemaluanku ke lubang kemaluan Ayu.

Saat Ayu sdh mulai tenangm dgn perlahan-lahan saya menusukkan setngah tangkai kemaluanku ke lubang kemaluannya yang sdh basah becek dan menggoyahkan pinggulku,

“Ooogghhhh… emmpphhh… kembali Ayu meracau keenakkan, makin lama racaunya makin keras dan tubuhya mulai melafalkanng.

“Ooouugghhhh, oogghhhh, ampun Mass…” Gadis itu menjerit, karena mendadak dgn sekali hentakan kuat, saya menusukkan tangkai kemaluanku ke dlm lubang kemaluannya, Ayu juga berpegangan di badanku dgn kuat sekalian meredam tusukkan-tusukkan yang makin kuat kulancarkan, dlm demikian lama penetratifku, entahlah seringkali Ayu orgasme, kurang kuat, tidak memiliki daya meredam kebuasanku karena semenjak barusan sore saya tahan
Sesudah jemu dgn posisi misionaris,

Mengapa berhanti Mas, saya tanggung” pinta Ayu,

“Kita coba dari belakang yok”, Ayupun pasrah mengubah posisi membelakangiku dan secara langsung ktusukkan tangkai kemaluanku

“Oogghh… ahhhh… ahhhh, Mas, saya tidak tahan,” sekalian mengoyang-gygkan pinggulnya meredam nikmat, membuat tangkai kemaluanku membesar jadi membesar, rasa ingin menyembur lahar panas yang siap meletus,

“Oogghhh Yu, saya keluar yaa… oohhhh,”

“Bersama Mass… ogghhhh…” di saat kedutan di lubang kemaluannya semakin kuat menjepit,
Creettt… Creettt… Creettt entahlah berapakah kali, nyemburlah lahar panas itu di dlm lubang kemaluan Ayu,

“Oooouugghhhh… Maaaasssssss… Akuuhhh…” Jerinya, Ayu juga melafalkanng kuat dan semakin menjepit tangkai kemaluanku dan tidak sebelumnya sempat dia katakan, untuk yang beberapa kalinya Ayu alami orgame…..

Kami berdua juga pada akhirnya roboh lemas dgn posisi telungkup Pagi harinya kami berdua mandi bersama-sama dan sama-sama bersihkan beberapa sisa tadi malam, kemudian, tanpa ku meminta, Ayu dgn sigapnya mempersiapkan pakain kerjaku dan kitapun siap pergi.

Terlihat tirai cerah yang di pancarkan dar muka Ayu, senyuman mengambang, ohh inikah namanya kebahagiaan, hadiah dari jalinan kasih-sayang yang kami mewujudkan barusan malam…? Sesudah demikian lama saya dan Ayu tidak pernah kembali nikmati cantiknya sentuhan dlm sebuah aktivitas yang bawa hati kita melayang-layang jauh…

Category: CERITA SEX
cersex ibu ibu cersex bibi cersex pijat cersex santri cersex ibu selingkuh cersex ibu binal

Related video