Cersex Mertua – Narasi Seks Berebutan Buku di Gramedia Usai Nikmat – Cersex, cerdes, cersex dewasa, cersex 2024, cersex terkini, narasi seks terkini, narasi cabul, cersex ngentot, narasi ngentot terkini 2024. Kenalkan namaku Danang, saya seorang Pria berusia 25 tahun, saya ialah seorang Pria yang biasa saja menurutku, secara berat tubuh 67 kg, tinggi tubuh 173 cm, memiliki tubuh tegap dan sektor.
Di suatu hari, pada jam jam 13.00 wib waktu itu saya ada di sebuah toko buku Gramedia di jalan Gatsu (Gatot Subroto) jakarta. Saya di gramedia saya berniat untuk beli majalah yang stoknya terbatas.
Cersex, cerdes, cersex dewasa, cersex 2024, cersex terkini, narasi seks terkini, narasi cabul, cersex ngentot, narasi ngentot terkini 2024
Cersex Terkini 2024 Di hari itu saya kenakan kaos dan celana pendek dengan bahan katun. Di siang hari itu situasi toko buku itu sepi, waalaupun di saat itu waktu jam istirahat beberapa karyawan atau beberapa siswa. Di saat itu toko buku itu cuma ada pengunjung sekitaran 10 orang, dan amu segera ke arah rack yang berisi khusus majalah. Ketia saya akan ambil majalah itu, mendadak ada seorang wanita yang akan ambil majalah yang masih sama.
Waktu itu kami sebelumnya sempat sama-sama berebutan , tetapi sesudah beberapa menit kamipun selanjutnya sama-sama melepas pegangan kami dari majalah itu hingga majalah itu-pun jatuh ke lantai, lantas,
” Ma.. Maf yah Tante… “, ucapku sambil ambil majalah itu dan memberinya ke wanita paruh baya orang itu.
Jika saya menyaksikan sepintas sich wanita itu berumur range 32 sampai 35 tahun. Wanita paruh baya itu wajahnya oval, memiliki panadangan mata sinis, dan tingginya tubuhya hampir serupa denganku karena ia menggunakan sepatu highhills. Di saat itu saya tidak berani melihat mukanya semakin lama, tetapi di saat itu mataku tertuju pada paydara-nya yang membusung montok dan bentuk badannya yang bisa disebut semok. Selanjutnya wanita itu berbicara,
” Iya Dek, tidak papah kog, Adik mencari majalah ini yah ?? “, tanyanya.
” Iya Tante, hhe… “, jawabku singkat.
” Ini majalah telah lama saya mencari Dek, gantian nemu eh.. sekrang justru berebutan sama adik, hhe “, ucapnyanya sambil tersenyum manis.
” Hhe, tidak papah kog tante, kata Mbak penjual bukunya sich buku edisi ini mah limited edision Tante “, ucapku menjelaskanya.
” Eumm… Ngomong-ngomong, kamu suka juga photografi ya Dek ? “, tanyanya.
” Tidak sich Tante, saya membeli hanya untuk sekedar koleksi saja kok… “, ucapku.
Kemudian kami-pun terlibat perbincangan banyak mengenai photografi sampai pada akhirannya percakapan kami-pun usai,
” Bun, bunda, Salma sudah dapat komik nih, salma beli’in 2 komik ini ya Bun “, percakapan kami terpenggal dengan seorang gadis cilik yang berseragam SD.
” Ouh sudah dapat ya Nak, yaudah, iya itu Bunda belikan 2 “, katanya pada anaknya.
” Oh ya dek Tante lebih dulu ya dek “, katanya sambil menggamit anaknya pergi.
Pada akhirannya kau-pun mengalah dengan tante itu, dan pada akhirannya saya tidak mendapatkan majalah tersebut. yasudahlah, tidak dapat majalah tidak papah,toh saya bisa membeli buku terbitan yang baru lainnya saja. Singkat kata sekitaran 30 menit selanjutnya saat saya sedang asyik membca buku, dari belakangku ada yang menegurku,
” Duh yang sedang asyik baca bukunya nih… “, tegur seorag wanita kepadaku.
Sesudah saya melihat rupanya suara wanita itu ialah tante yang berebutan buku denganku barusan, hhe. Tidak kusangka ia lagi kembali ke toko ini, dan sekarang ia tidak bersama anaknya. Selanjutnya saya berbasa-basi menanyakan,
” Loh kog kembali lagi sich Tante, memang ada ketinggal Tante ? “, tanyaku.
” Tidak kog dek “, balasnya singkat.
” Ouh kirain. Ngomong-ngomong anak Tante di mana ? “, tanyaku basa basi.
” Anak tante les Les musik dek ” jawabannya.
” Lah, memang anak tante pergi sendiri ? “, tanyaku kembali.
” Nggaklah dek, anak tante diantar sama supir Tante “, jawabannya menjelaskan padaku.
Waktu itu kami-pun meneruskan perbincangan kami yang sebelumnya sempat terpurtus barusan. kami mengulas mengenai photografi lumayan lama, sekitaran 20 menit kami bercakap sekalian berdiri hingga sampai kaki ini pegal dan kerongkongan-pun jadi kering. Dari percakapan kami, pada akhirannya saya ketahui nama beliau ialah Tante Rissa.
Itil V3
Karena waktu itu kami sama merasa haus dan lelah, pada akhirannya Tante Rissa-pun ajak saya ke restaurant fast food.
Restaurant itu kebenaran tempatnya ada di lantai bawah toko gramedia ini. Waktu itu saya mendapat tempat duduk di dekat jendela dan Tante Rissa di kursi sampingku. Karena saya dekat denganya, waktu itu terciumlah wangi minyak wangi dari badannya yang mendadak membuat Penisku ereksi.
Waktu itu saya merasa, makin lama ia makin dekatkan tubuhnya padaku, saya rasakan badannya benar-benar hangat. Aduh gan, semakin tidak kuat nih sang otong, hha. Sering kali lengan kananku selalu bersinggungan dengan lengan kirinya, tidak keras dan kasar tetapi sehalus mungkin.
Selanjutnya, kutempelkan paha kananku pada paha kirinya, terus kunaik-turunkan tumitku hingga pahaku menggesek-gesek dengan perlahan-lahan paha kirinya. Kelihatan ia seringkali menelan ludah dan menggaruk-garukkan tangannya ke rambutnya, terkena nih ni tante-tante, ucapku dalam hati. Pada akhirannya dia-pun ajakku pergi tinggalkan restaurant itu,
” Yok kita hangout saja yok disini dek !! “, ajaknya.
” Eumm… memang kita ingin ke mana tante? ” tanyaku.
” ke mana yah, terserah kamu saja dech, tante nurut “, katanya mesra.
” Eummm… ke mana yah tante, ngomong-ngomong tante tahu tidak lokasi yang privat agar kita ngobrolnya sedap “, ucapku.
Saya berbicara semacam itu bermaksud sebuah kesebuah hotel, motel ata semacamnyalah, hhe. Mudah-mudahan saja Tante Rissa memahami tujuanku,
” Oh kamu penginnya di tempat bercakap Privat, ya Tante tahu lokasi yang privat dan sedap buat bercakap, hhe…”, ucapnya sekalian tersenyum.
Kemudian kamip-pun selekasnya tinggalkan restaurant tersebut. Waktu itu kami pergi memakai taksi, dan dalam taksi itu kami cuma diam diri lantas kuberanikan untuk meremas-remas jarinya dan ia juga membalas dengan cukup hot.
Sekalian meremas-remas kutaruh tanganku di atas pahanya, dan kugesek-gesekkan. Sekarang udara badan kami bertambah dengan tajam, saya tidak paham apa karena AC di taksi itu buruk sekali apa gairah kami telah tinggi sekali.
Kami datang dalam suatu motel di teritori kota dan secara langsung pesan kamar standar. Kami masuk lift diantarkan dengan seorang room boy, dan dalam lift itu saya pilih berdiri ada di belakang Tante Rissa yang berdiri sejajar dengan si room boy. Dari belakang saya mengesek-gesekan dengan perlahan-lahan burungku ke bokong Tante Rissa, Tante Rissa juga memberikan tanggapan dengan menggoyang-goyangkan bokongnya bersimpangan arah dengan gesekanku.
Saat room boy tinggalkan kami di dalam kamar, langsung kepeluk Tante Rissa dari belakang, kuremas-remas dadanya yang membusung dan kucium tengkuknya,
” Hemmm… kamu nakal dech dari barusan dek, sekarang tante menjadi tidak tahan nih “, katanya genit.
Kemudian Tante Rissa-pun secara cepat ia buka pakaiannya dan diteruskan buka roknya. Saat tangannya cari reitsleting roknya, masih sempat-sempatnya tangannya meremas tangkai Penisku. Ia selekasnya mengubah badannya, buah dada-nya yang ada dibalik BH-nya sudah membusung,
” Mari donk membuka bajumu Nang “, pintanya dengan penuh nafus dan kemesraan.
Secara cepat kutarik kaosku ke atas, dan celanaku ke bawah. Ia sebelumnya sempat terbeliak saat menyaksikan tangkai kejantananku yang telah keluar CD-ku.
Kepala batangku hanya 1/2 cm dari pusar. Saya sich tidak ingin memusingkan, selekasnya kucium bibirnya yang tipis dan kulumat, selekasnya terjadi pertarungan lidah yang cukup hebat sampai napasku ngos-ngosan dibikinnya. Sekalian berciuman, kutarik ke-2 cup BH-nya ke atas.
Akhirnya, taraaaaaaaaaa… kelihatanlah buah dada-nya besar sekali dan bundar, dengan puting yang kecil berwarna coklat dan kelihatan urat-uratnya kebiruan. Tangan kananku selekasnya memilin puting samping kiri dan tangan kiriku repot turunkan CD-nya. Saat CD-nya telah dekati lutut selekasnya kuaktifkan jempol kaki kananku untuk turunkan CD yang menggantung dekat lututnya, dan bibirku turun terus lewat lehernya yang cukup tingkatan.
Sekarang Napas Tante Rissa makin mendengus-dengus dan ke-2 tangannya meremas-remas buah bokongku dan terkadang menekannya. Pada akhirannya mulutku sampailah ke buah dada-nya. Edan, besar sekali.. ampun dech, kurasa bra-nya di-import dengan khusus kali. Kudorong badannya secara perlahan-lahan sampai kami pada akhirnya sama-sama menisayangh di kasur yang cukup empuk.
Tabpa percuma saya selekasnya nikmati buah dada-nya dengan memakai tangan dan lidahku berganti-gantian di antara kanan dan kiri. Sesudah cukup senang, saya selekasnya turunkan kecupanku makin ke bawah, saat kecupanku capai sisi iga, Tante Rissa menggelinjang-geliat, saya tidak paham apa ini karena dampak kecupanku atau ke-2 tanganku yang memilin-milin putingnya yang telah keras.
Dan makin ke bawah kelihatan bulu kewanitaanya yang tercukur rapi, dan harum ciri khas wanita yang menggairahkan membuatku segera ke arah lubang senggamanya dan selekasnya kujilat sisi atasnya seringkali. Kusaksikan Tante Rissa selekasnya menghentak-hentakkan pinggulnya saat saya mainkan klitorisnya. Dan saat ini kelihatan secara jelas klitorisnya yang kecil. Dengan rakus kujilat dengan keras dan cepat.
Tante Rissa bergoyang mundur-maju secara cepat, menjadi target jilatanku tidak demikian pas, selekasnya kutekan pinggulnya. Kujilat kembali dengan tepat dan cepat , Tante Rissa ingin menggerakkan pinggulnya tetapi ketahan. Tenaga pinggulnya hebat kuatnya. Saya berusaha meredam semaksimal mungkin dan erangan Tante Rissa yang semula sayup-sayup saat ini jadi keras dan liar.
Lantas kuhisap-hisap clitorisnya, dan saya merasa ada yang masuk ke mulutku, selekasnya kujepit antara gigi atasku dan bibir bawahku dan selekasnya kugerak-gerakkan bibir bawahku ke kanan dan ke kiri sekalian menarik ke atas. Tante Rissa menjerit-jerit keras dan badannya melenting tinggi, saya tidak kuasa untuk meredam pinggulnya yang bergerak melenting ke atas. Berasa lubang kewanitaannya benar-benar basah oleh cairan kepuasannya.
Sekarang selekasnya kupersiapkan tangkai penis-ku, kuarahkan ke lubang senggamanya dan,
” Zleb…”
Sangat sayang penisku belum masuk seutuhnya, waktu itu cuma ujung tangkai penis-ku yang masuk dan Tante Rissa mendesah kesakitan,
” Aow… sakit sayang, perlahan-lahan ya sayang “, katanya kurang kuat halus.
” Iya Ya dech Tante, saya masukkan perlahan-lahan, maaf ya tante “, ucapku.
Sekarang aku juga mengulang kembali, dan tetap tidak tidak juga masuk. Buset nih tante, telah mempunyai anak tetapi tetap seperti perawan ini. Pada akhirnya aku juga memakai ludahku untuk membaluri kepala penisku, lantas pelan-pelan kudorong kembali kejantananku, dan
” Zlebbb… Aghhhhhhh.. perlahan-lahan sayang… “, erangnya kesakitan.
Walau sebenarnya baru kepalanya saja, telah sulit masuknya. Selanjutnya saya menarik perlahan-lahan, dan lalau kumasukan kembali dengan perlahan-lahan. Di saat itu saya coba menusukan kejantananku dengan cukup keras, dan,
” Zlebbbbbbbbbbbbb… Aoww… Sssss… Aghhhhhh…. ” erang Tante Rissa disertai air matanya yang menetes disebelah matanya.
” Kog tante nagis sich, sakit ya, apa kita stop dahulu ? “, ucapku pada Tante Rissa sesudah menyaksikannya kesakitan.
” Jangan Sayang, sudah kamu terusin saja, Ssshhhh… “, balasnya manja.
Selanjutnya kumainkan mundur-maju dan pada perhitungan ke-3 kutancap dengan keras. Yah, bibir kewanitaanya turut masuk ke. Wah sakit , habis sampai bulu kewainitaanya turut masuk, pikirkan saja, bulu kewanitaaan kan kasar, terus melekat di tangkai penis-ku dan diapit oleh bibir kewanitaan Tante Rissa yang sangat ketat. Dengan usaha itu, pada akhirnya mentok tangkai penis-ku dalam lubang senggama Tante Rissa.
Terang-terangan saja, usahaku ini benar-benar banyak memerlukan tenaga, ini dapat disaksikan dari keringatku yang mengucur benar-benar deras. Sesudah Tante Rissa tenang, selekasnya penisku kugerakkan mundur-maju dengan perlahan-lahan dan Tante Rissa mulai menikmatinya. Mulai turut bergoyang dan suaranya mulai turut mengalun bersama pacuanku. Pada akhirnya lubang senggama Tante Rissa mulai berasa licin dan merasa sakit yang disebabkan oleh kasar dan lebatnya bulu kewanitaanya sedikit menyusut.
Kita-kira sekitaran 15 menit saya memacu vagina tante Rissa, mendadak Tante Rissa merengkuhku dengan kuat dan,
” Oughhhhhhhh….”, jeritannya benar-benar keras, dan beberapa menit selanjutnya ia melepas dekapannya dan terbujur lemas. Rupanya tante Rissa telah memperoleh orgasme pertama kalinya, lantas,
” Tante sudah keluar yah, yaudah kita break sesaat dahulu saja Tante “, ucapku.
” Iya Danang sayang, tante ingin istirahat sesaat, tulang-tulang Tante berasa ingin lepas rasanya “, katanya dengan manja.
” Baik Tante sayang, kita teruskan kelak aja… “, balasku tidak kalah mesranya.
” Sayang, kamu kerap ya ML dengan wanita lain… “, , pancing Tante Rissa.
” Tidak kok Tante malah saya baru pertamanya kali sama tante ini “, jawabku bohong.
” Masak sich, tetapi dari caramu barusan kelihatan kamu mengusai sekali, Kamu luar biasa Sayang sekali ain sex-nya, betul-betul kuat “, puji Tante Rissa.
” Ah tante dapat saja, tante luar biasa kog, lubang senggama tante masih sempit sekali sih, walau sebenarnya kan Tante sudah punyai anak “, balasku kembali beri pujian.
” Ah kamu dapat saja dech sayang, jika permasalahan sempit dan mengimpit itu rahasia, hhe “, balasnya manja.
Sesaat kami bergurau, kami-pun merasa capek, dan tanpa sadar kami berdua tertidur nyenyak dengan posisi telanjang dan berangkulan. Kurang lebih 1 jam kami tertidur, saat terjaga kami terkejut, ternyata kami tertidur telah cukup lama.
Sesaat kami kumpulkan nyawa kami, lantas kami-pun meneruskan permainan seks kami yang terlambat barusan. Ini kali permainan seks kami lebih buas dan liar, waktu itu kami bercinta secara berbagai macam gaya seks.
Sekarang pada ronde 2 ini saya benar-benar suka sekali, karena dalam permainan ronde 2 ini kami tidak menjumpai kesusahan seperti permainan seks pertama kami barusan. Hal tersebut dikarenakan oleh ungkin kami sama-sama sudah eksper, dan waktu itu lubang senggama Tante Rissa tidak sesempit yang pertama barusan. Mungkin karena barusan lubang senggama Tante Rissa telah tertembus oleh keris empu gondrongku ini (penis).
Waktu itu terjadi permaina seks yang benar-benar hebat liar dan hot. Tetapi permainan ini tidak berjalan lama karena Tante Rissa harus selekasnya pulang menjumpai anaknya yang telah pulang dari les musik. Waktu itu aku juga selekasnya memompa kejantananku dengan tenaga penuh, dan anggap sekitaran 5 menit pada akhirannya penisku rasakan seakan ada yang hendak menyemburkan, dan,
” Crotttttttttttttttttttt… Crotttt… Crottt… Crottt “,
Pada akhrinya aku-pu memperoleh klimaksku. Saatb itu saya menanamkan dalam-dalam kejantananku dalam lubang senggama Tante Rissa. Air maniku banjiri lubang senggamanya hingga air maniku keluar kembali dari lubang senggamnya tersebut. Singkat kata karena tante Rissa tergesa-gesa, karena itu Tante Rissa dan aku-pun selekasnya memebersihkan diri di dalam kamar mandi hotel. Sesudah usai, kamipun segera cek out.
Tetapi saat sebelum kami pisah kami sama-sama tukar alamat dan nomor smartphone supaya kami komunikasi kami bersambung dan begitupun jalinan terlarang kami ini.
Kemudian kamipun selekasnya cari taksi, dan pulang dengan taksi masing-masing. Usai.