Cerita Sex Bercinta di Dalam Taksi Sama Istri Anggota

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
11 views

Cersex MertuaNarasi Seks Bercinta di Dalam Taksi Sama Istri Anggota – Istri anggota, narasi seks istri tni, narasi seks istri polisi, narasi mesuk dalam taksi, narasi seks ngentot dengan istri anggota, narasi sex 2024. Nama Saya Ronald, saya bekerja dalam suatu perusahaan Asing yang melakukan investasi Di indonesia, di bagian tambang, baik batu bara, Gas alam dan Emas, terkecuali pengeboran minyak. Hampir tiap 2 atau tiga minggu sekali, saya diberikan tugas perusahaan lakukan penilaian Visual, langsung ke beragam wilayah di tanah air, di mana anak cabang Perusahaan bekerja. Mulai Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Lebih Kerap ke kalimantan karena ada banyak cabang di situ. Dan Sumatera dan Jawa, ke sisi rekanan yang lain.


Seperti sejumlah Bulan kemarin saat saya ke Jayapura mengurusi perizinan, sesudah usai harus ke Surabaya mengawasi pengangkutan Gas LNG LEWAT KAPAL KE TANJUNG Perak Surabaya, saya tidak mempunyai kedudukan yang tinggi di perusahaan, walau terlihat tugas seperti bos begitu, tetapi sebetulnya saya ada dilevel menengah, belum sampai tingkat supervisor, manajer atau kepala sisi. Tujuan dan job disk saya ialah lakukan koordinir, pengerahan dan pengamatan langsung sebagai sesuatu persyaratan tugas ini. Dan dari Surabaya baru kembali lagi ke Jakarta.
Istri anggota, narasi seks istri tni, narasi seks istri polisi, narasi mesuk dalam taksi, narasi seks ngentot dengan istri anggota, narasi seks dengan cewek soleha
Narasi Sex Terkini Jam 8 Pagi Dari lapangan terbang Sentani-Jayapura, dengan Pesawat garuda, saya kebagian t4 kelas ekonomi, umumnya Kelas usaha, tetapi kelompok Gubernur Papua, Lukas Enembe sedang berangkat ke Jakarta waktu itu, dasar birokrat. Mau tak mau saya hanya kebagian ticket Ekonomi yang semua dijamin Perusahaan, dengan catatan wajib Pelat Merah, Pesawat Garuda.
Saya Duduk di bagian tengah, disamping kiri dekat jendela, ada seorang wanita usia muda berhijab merah muda. Dan samping kanan seorang bocah tujuh tahun, yang orang tuanya duduk, sama persis ada di belakang kami. Pesawat mulai jalan ke arah Run Way, kami diminta memasangkan sabuk pengaman, dengan dimainkan pramugari sekalian berdiri dimuka. Demikian dorongan jet pesawat melesat untuk Take OFF, tangan kiri ku yang lagi ada di sandaran tangan tempat duduk tiba2 ada yang memegang dan meremasnya. Ku saksikan ke bawah, rupanya tangan kanan wanita usia muda berhijab merah muda di dekat jendela, yang ku lihat dia tutup rapat matanya.
Mungkin dia takut terbang, ku diamkan saja dia memegang tangan ku. sampai pesawat sudah melayang-layang tinggi dan tenang di angkasa, dan kami, dapat melepaskan sabuk pengaman. Mata wanita usia muda ini terbuka, dia selanjutnya terkejut karena tetap memegang tangan ku dan secara cepat tarik tangannya kembali, ku lihat mukanya memeras kelihatannya dia salah kelakuan dan sedikit malu atas apa yang terjadi. Dia selanjutnya melepaskan sabuk pengamannya.
Saya Hanya tersenyum dan buka suara: “takut terbang ?”
” Dia, maaf, ini pertamanya kali”. Balasnya.
“Oh tidak apa2, saya Ronald” sekalian ulurkan tangan. Dia selanjutnya ulurkan tangannya dan berjabatan tangan saya sekalian berbicara ” saya farida, biasa diundang Ida”.
Kami selanjutnya bercakap sepanjang pesawat mengudara, dan dia rupanya Istri seorang prajurit TNI yang bekerja di Papua. Suaminya sedang bekerja di tepian Indonesia (Papua New Guinea), di wilayah Skow, jayapura. Awalnya waktu di pekerjaankan di papua, dia pergi memakai kapal Laut (satu minggu perjalanan) bersama suaminya, belum mempunyai anak sesudah tiga tahun menikah (ada yang aneh tu !). Ku lihat mukanya manis, bibir tipis, orangnya kecil imut, ku pikirkan cewe2 mode begini umumnya gurih. [ NO SARA] Ida kenakan hijab merah muda di padankan dengan pakaian warna putih dan Rok Hitam Katun berpalet putih, lebar sampai ke mata kakinya. Dia ingin kembali lagi ke Rumah Orang Tuanya di Malang lewat lapangan terbang Juanda Sidoarjo-Surabaya, dan dia di Malang sampai habis Idul Fitri baru balik lagi ke Jayapura.
Cuma lebih kurang 1 jam dari lapangan terbang sentani, pesawat Transit Di Timika, saat Landing juga, tangannya memegang lagi tangan ku. Kembali dia tersadarkan saat pesawat melesat perlahan ke parkir untuk turunkan penumpang, dia tarik tangannya secara cepat kembali. Cuma beberapa saat pesawat kembali lagi ke RUN Way dan saya bertanya2 dalam hati, “apa dia akan memegang tangan ku lagi?, bila dia tidak memegang tangan ku , apa saya yang harus raih tangannya ?”.
Saat pesawat melesat kuat di Run Way, ku lihat tangan kiri Ida tidak memegang tangan ku kembali, tapi meremas keras sandaran tangan di atas bangku pesawat. Ku beranikan diri, raih tangannya dan memegangnya, Ida tidak melihat ke ku tapi membalasnya, memegang tangan ku lebih kuat. Dalam hati saya berpikiran “Ok, Thats a Nice Move”, itu cara yang akurat. Demikian pesawat sudah mengangkasa, kembali tangannya dilepaskan dari pegangan tangan ku. Dan kami bersama2 melepaskan sabuk pengaman, tetapi ku beranikan diri mungkin sedikit nekad, ku capai tangannya kembali, Ida terkejut melihat ku, saya cuma melihatnya sesaat dan meremas tangannya.
Dia diam, dan kami bercakap sekalian tangan ku masih tetap menggengam dan meremas lembut tangannya, mukanya mulai memeras. Tangan Ida ku pegang dan terus ku remas lembut, selanjutnya ditarik kembali tangannya saat Pramugari tiba membagi Makanan ringan dan Minum, tapi ku capai kembali saat pramugari berakhir dan Ida tidak menyanggahnya, tiap ada yang memerhatikan ditarik kembali tangannya dan ku bisikkan, “kira saja kita pasangan, terkecuali dalam pesawat ini ada yang mengenal dengan kamu”. Ku pegang tangannya kembali dengan memberi rangsangan lembut, cukup dengan meremas perlahan, tanpa sebelumnya pernah Ida ambil tangan kirinya kembali, masih tetap dalam pegangan ku, walaupun dia tertidur Sampai pesawat mendarat di Juanda.
Kami jalan keluar bergandengan seperti sepasang pacar, pasangan atau muhrimnya. kami ambil tas masing2, tas kami ku masukan pada sebuah troli, dia bawa dua tas, dan jalan ke arah Taxi. Ku beranikan diri untuk membayarinya makan siang. Dia tanpa sangsi menerimanya, saya ke arah taxi terlibat perbincangan sesaat, ku meminta supir Taxi cuma jalan melingkari dekat Hotel S, saat ku suruh masuk ke dalam Hotel S, baru mobil di tujukan ke Hotel.
Demikian masuk Taxi dan baru melaju, ini kali Ida duduk disamping kanan ku sama persis ada di belakang pengemudi. Tidak sampai satu menit saat Taxi melaju saya sudah memegang tangan kirinya dengan tangan kanan ku, selang beberapa saat tangan kiri ku menukar pekerjaan tangan kananku meremas tangan kirinya dan tangan kanan ku melingkar ada di belakang pundaknya. Mengelus bahu dan lengan kanannya. Dia berusaha menampik lembut tangan kanan ku dengan mendorongnya, tangan kanan ku cepat menggenggam tangan kanan Ida dan menjepit badannya dalam pelukkan ku, kepalanya melihat perlahan, mungkin ingin protes sekalian melihat ku, tidak ku menyia-nyiakan bibir imutnya dan ku lumat, dia meronta sedikit tetapi apalah maknanya ronta’an badan imut ini, ku lumat sekalian menindih badannya arah ke kanan perlahan-lahan roboh ke bawah, kepala kami beradu pas selain pintu kanan taxi ada di belakang pengemudi.
Ku ucapkan pada Ida: ” Pengemudi Taxi telah ku suruh berputar-putar2 sayang agar kita dapat mempunyai waktu sesaat saja, gak papah kan sayang ?” dia diam tidak memberikan tanggapan apa2. Ku angkat muka menyaksikan pengemudi dari kaca spion tengah, dia cuma mengedipkan matanya.
Tangan kanan ku memegang ke-2 tangan ida pada pergelangan tangannya dan ku ambil dan memencetnya ke jok mobil, ke-2 kaki ku mengait kaki kiri Ida dan buka selangkangannya. Dan tangan kiri ku merayap naik dibalik Rok lebar Ida yang dengan bahan katun, mengelus pahanya dia berontak sedikit, ku elus sisi dalam paha Ida berulang2, dia coba tutup pahanya tetapi telah ketahan, kaki dan lutut ku, ku elus pahanya membuat Ida melenguh lembut “mmmhhhhh !” dalam hati, lama sangat baru keluar “irama” itu, mungkin dia tetap coba menjaga statusnya sebagai istri soleha.
Tangan ku naik terus ke atas dan ku remas gundukan daging dibalik Celana dalam Ida di luar. Jari2 ku bergerak liar menyeka, menekan dan menggosok gosok Nonoknya di luar celana dalamnya, ku saksikan Ida pejamkan mata sekalian menggigit bibirnya meredam rangsangan, keringat kelihatan membasahi mukanya yang memeras ditengah-tengah hijab merah mudanya dan pakaiannya. perlawanan tangan Ida melembek dan gundukan daging dibalik celana dalamnya keluarkan cairan yang membasahi celana dalamnya. Ku angkat badan Ida secara cepat mumpung ia pada keadaan terangsang, harus cepat manfaatkan keadaan broo…!, Ida ku angkat hingga kami duduk bertemu, Dia di atas pangkuan ku, ke-2 kaki Ida terbuka dan terjuntai ke lantai, sepatunya telah lepas dari kakinya, yang cuma kenakan kaos kaki coklat muda, yang cocok dengan kulit kakinya yang putih mulus.
Ida melingkarkan ke-2 tangannya di leher ku dan kami sama-sama melumat ini kali mulutnya buka dan lidah kasar ku menerobos masuk menelusuri rongga mulut imutnya, ke-2 tanganku melingkar ke belakang dibalik roknya dan meremas pantatnya, berasa padat dan kenyal, tangan kanan ku selanjutnya masuk dari belakang melalui sela pantatnya ke arah bibir nonok dan menggosoknya perlahan, susah masuk lebih dalam karena tempatnya kurang untung. Saat kecupan kami lepas, karena mobil stop ku lihat rupanya lampu merah baru memulai, kurang 95 detik kembali ke arah lampu hijau. Pak pengemudi tidak menyaksikan dari spion tengah , tetapi langsung melihat ke belakang. Ku berikan tontonan sedikit ke pengemudi taxi ini, dengan mengusung rok Ida ke atas dengan tangan kiri ku, menunjukkan pantat mulus Ida dengan tangan kanan tetap ada dalam celana dalamnya dan meremas bibir nonoknya dari belakang. Pak pengemudi menyaksikan tidak ada kedip sekalian menelan ludah, itu bisa kelihatan dari jakunnya yang turun naik.
Ida secara refleks menggoyahkan pinggulnya, seolah tengah tunggangi ku. Dalam hati saya berpikiran “ini tanda2 Nonoknya telah gatal”. Tetapi saya tidak dapat lakukan, tindakan lebih jauh karena mobil tetap terhalang lampu merah.
Waktu itu tiba2 kedengar bunyi klakson dari kendaraan ada di belakang kami, karena Taxi kami belum juga jalan saat lampu sudah hijau, Taxi yang kami naiki dibaris paling depan dengan pak pengemudi terusik fokusnya, sedang melihat ke belakang nikmati tontonan Live Seks di jok belakang.
Ida terus menggoyang pinggulnya tidak mempedulikan keadaan, untung kaca Taxi sedikit gelap. Jari2 tangan kanan ku tetap mengelus dan memilin lembut bibir vaginanya. Kami masih terus sama-sama mengisap mulut ke dalam mulut, waktu itu ku membalikin badannya ke bawah, dia duduk bertumpu ke jok, ku angkat ke-2 kaki Ida, selekasnya ku ambil Celana Dalamnya, Refleks dia mengusung pantatnya memudahkan celana dalamnya melaju naik sampai di atas lutut karena kakinya ke arah atas, dengan ke-2 kakinya terangkut ke atas. Ku pelorotkan celana ku hanya paha, Senjata ku meronta keluar, tanpa menghabiskan waktu ku tujukan ke nonoknya.
Ida buka ke-2 paha dengan ke-2 tangannya, ke-2 kaki tetap terangkut ke atas dan celana dalamnya yang melingkar dilutut. dan senjata ku telah pas di bibir nonoknya, ku pencet perlahan sedikit susah karena Taxi melalui jalan bergelombang, senjata ku susah menjumpai targetnya. Ku ulangi kembali dan pada akhirnya kepala tumpul senjata ku memotong perlahan, masuk dengan perlahan.
“Siiiiiittttthhhhhh mmhhhh !” Desah Ida ketahan. Ku coba rasakan rongga nonoknya, capitan dinding nonoknya dengan menggerakkan perlahan senjata ku masuk semakin dalam. Selanjutnya ku ambil perlahan keluar senjata ku hanya kepala tumpulnya dan masukkan pelan2 berkali-kali. Ida semakin melenguh; “mmmhhhh… massss euuunnnaaakkkk…mmmmpphhhhh teruussss”.
Pantat ida ku ambil keluar pinggiran jok mobil, Ke-2 kakinya yang tetap terangkut keatas ku merapatkan ke-2 kaki Ida, dan ku sandarkan di pundak kiri ku, dan secara bertopang dengan ke-2 tangan pada jok mobil ku pompa kemaluannya membelakangi supir. Waktu itu ku merasai mobil akan stop di lampu merah, ku bebaskan celana dalamnya bertandangi ke-2 kakinya mengarah atas, ku kerjakan lima sikat’an cepat dan memasukkan senjataku dalam2 ke nonoknya dan diam sekalian berbisik di telinganya:
“diammmm sebeeentar ya maniss, kita di lampu meraaah”, sekalian ku turunkan kaki nya, dengan cepat Ida lingkarkan ke-2 kakinya di pinggang ku, dia rupanya akan Orgasme dengan mencaci-maki keras:
“Bangsaaattttttt enaaakkkk koooonnntolllllll muu Massss!” Dinding nonok Ida berasa kontraksi meremas senjata ku di ikuti semprotan hangat isi nonoknya, mas pengemudi cekikikan ketawa geli dimuka.
Ku sikat perlahan senjata ku masuk lagi… selanjutnya menariknya kembali berulang2 supaya mobil tidak terlampau bergoyang, agar org tidak berprasangka buruk. Cukup menganiaya karena menanti 100 detik pada keadaan konak berat itu benar-benar menganiaya. Terkadang ku lelepkan dalam2 dan lakukan pergerakan putar seperti membor kemaluan Ida, membuat lagi orgasme dalam sekejap, dengan menarik kepala ku dan melumat bibirku dgn pekik ketahan, kembali cairan hangat banjiri kemaluannya. Ku lelepkan dalam2 senjata ku dan melihat ke pengemudi taxi yang memerhatikan kami tidak ada kedip.
” Mas habis ini mencari jalan yang tak ada lampu merah atau upayakan mobil jgn stop ya mas” kata ku ke pak Pengemudi,
“Ok…Bos… tenang saja ” balas sang sopir…..
Sekalian menanti lampu hijau, ku ambil hijabnya dari depan dan ku membuang ke samping, rambut Ida lempeng dan terlilit ke belakang, baju Ida ku membuka kancing tanpa melepas dari badannya, ku lihat perut Ida yang ramping dia tidak kenakan pakaian pada bagian dalam kembali. Ku ambil badan ida di depan supaya tangan ku dapat kebelakang punggungnya buka hubungan Bhnya. Demikian hubungan terbuka, Bh Ida ku diamkan kendur tanpa dilepaskan yang penting tangan ku bebas menggerayangi toketnya, Toketnya tidak terlalu besar, hanya sebesar lingkup tanganku, tetapi bundar dan mengeras, dengan puting susu kecil. Tangan ku manfaatkan Halftime lampu merah, dengan meremas gundukan dibalik BH Ida yang sudah kendur. Mukanya makin basah dengan keringat dan makin terlarut dalam birah yang baru dilepaskan.
Pak Pengemudi melihat pantat ku dari belakang mengayun perlahan antara kaki mulus Ida yang saat ini lebar terbuka ke samping dgn ke-2 kaki dilipat pada lutut, dan ke-2 kaki Ida bertopang dipinggiran jok mobil, dan buka lebar menghadap dan siap terima ayunan badan ku, pas ke selangkangannya.
sang pengemudi selanjutnya berbicara “bagaimana rasa MeQ-nya bos”.
“Meq siaapa bangsaaatttttt !” kata sang Ida mencaci-maki sang pengemudi. Tetapi sang pengemudi hanya ketawa geli…
Ku lumat kembali bibirnya dan ku bisikkan pada Ida: “kita kerjain ia, akan ku cabut “burung ku dan memperlihat Nonok Mu sayang, dia tentu Senewen…..karena kamu manis dan hot sayang” dia diam saja, sekalian melihat ku sayu dan ku kira sebagai kesepakatan.
“saksikan nich mas bagaimana nonoknya” kata ku dengan mengambil senjata ku yang menggantung bebas dan mengusung pantat sedikit ke atas perut Ida tanpa menindihnya, ke-2 tanganku meredam kakinya agar masih tetap terbuka.
“Bulu-bulunya lembut bosss, basah mengkilap sepertinya masih sempit Qimpet-nya Bos, tentu kinyis-kinyis nich bos” kata pengemudi Taxi yang kusaksikan mengocak penis hitamnya yang keluar resletingnya. Ida selanjutnya tutup nonoknya dengan ke-2 tangannya, sekalian berbicara ke Pak Pengemudi: ” telah pak, telah mo ijo lampunya, jalan pak”. Pak pengemudi hanya tertawa sekalian geleng2…
Demikian Mobil jalan, ku membalikin Badan Ida, dengan badannya sisi atas pada jok, nungging dan bertopang dengan lutut pada lantai Taxi, ku membuka belahan bokong Ida yang mulus dengan tangan kanan dan tangan kiri arahkan senjata ku ke arah nonok Ida yang basah dari pelumas yang keluar sela bibir nonoknya, ini kali terlihat terang bagaimana nonoknya mencengkeram Senjata ku, ku mempercepat sikatkan ku karena ingin raih pucuk kepuasan, ku dorong dengan keras sampai kepalanya menghajar jok, dia tidak dpt menghindari dari serangan senjata ku yang trs mendobrak nonoknya….
“Auwww..Maaassss…ayooooo….. teruuuss massss entotttt akuuuu massss!” kata ida yang tidak perduli kembali.
supir taxi Hanya tertawa dengar suara Ida penuhi Taxinya, Dia selanjutnya berbicara: ” Sip bos…. gebleh bos…hajar terus bos!”. Sekalian meneruskan tawanya, disangka lelucon kali ya !.
Saya tidak kuat kembali dan ku ambil pinggulnya untuk menyongsong hujaman Senjata ku. Tetap dengan ke-2 tangan menggenggam kuat pinggulnya, dan menusukkan Senjata ku dengan keras dan dalam ke nonok Ida, tanpa suara lenguhan dari ku tetapi Suara Gagasan melengking keras “Maassss…..mmmgggghhhhhhhh…..!, d ikuti semprotan mani kami bersamaan dalam kandungan Ida.
“Huft… Nonok mu sedap sayang…..,” bisik ku di kuping ida dan ” pak ke Hotel”, sahut ku ke pak pengemudi sesudah setelah melumat bibir Ida.
” OK Bos !” lanjut pengemudi Taxi dan melaju ke Hotel S. Kami selanjutnya selekasnya kenakan pakaian, berbau persenggamaan penuhi Taxi ini, entahlah kenapa supir taxi ini masih tetap kerasan saja atau tidak sadar. Ku berikan panduan semakin banyak ke sang supir, tetapi Pak supir ku suruh Nantikan, sesaat.
Kami selanjutnya Cek In di Hotel S sekalian pesan makan diantar ke kamar, saya selekasnya mandi, mengganti pakaian dan segera tinggalkan Ida di dalam kamar hotel dgn memberi pesan gak perlu di kunci dari dalam dgn pengait pada dinding pintu, kunci biasa supaya bisa ku membuka di luar kalau kembali. Sebab ada masalah kerja ke Tanjung Perak Surabaya, sekalian memberi pesan sama Ida mo pesan apa silakan, saya yang bayar (dijamin Perusahaan). Ku meninggalkan tas baju ku dan ke arah Perak dengan Taxi yang masih sama. Demikian masuk taxi, wewangiannya belum lenyap, “mass gak perlu pakai AC, membuka kacanya saja” kata ku dan kami tinggalkan hotel.
Usai Masalah kerja yang hanya 2-3 jam, lakukan dokumentasi, audit beberapa lembar surat2 dan syarat, pengujian dan peralatan. Saya kembali lagi ke Hotel jam 6 Sore, ku saksikan Ida tidur. Ku pesan makan, selanjutnya makan. Usai makan, ku membuka baju ku sampai bugil. ku mendekati Ida yang tertidur kenakan kimono hotel, ku lihat dengan mengusung kimononya, dia bugil dibalik kimono ini. nampaknya habis mandi dia segera tidur, ku membuka perlahan – perlahan sisi depan kimononya. Saya naik dengan posisi 69, ku membuka perlahan selangkangan Ida dan menjilat nonoknya. Kemaluan ku menggantung pas di mukanya.
Ku jilati terus nonok Ida sampai banjir dan ku merasai senjata ku yang lemas di jilat Ida yang telah terjaga dari tidur. Cuma seringkali sedotan saja senjata ku telah terkokang prima dan siap battle dengan nonok Ida, yang sudah basah. Ida menggerakkan badan ku ke samping dan bangun melepaskan kimononya dan tangan kanan bertopang pada dada ku yang dengan bulu lebat dan Ida menempati senjata ku. Tangan kiri Ida arahkan senjata ku ke bibir nonok-nya, di gesek ke bibir nonoknya sesudah di turunkan bokongnya.senjata ku yang menerobos masuk nonoknya.
“mmmmmmhhhhhhHHHHHHH !” suara pekikkan yang awalannya perlahan tetapi semakin keras dan keras, meng ikuti desakkan dan penetratif senjata ku memotong nonoknya. Di biarkan sesaat badannya dan memulai memompa nonok-nya di atas senjata ku dengan ke-2 tangan bertopang pada dada ku, pantatnya di angkat dan diturunkan secara cepat. Rambut Ida yang ini kali tergerai bebas tanpa terlilit menambahkan kesan, dan dia kelihatan imut dan manis, dengan poni dimuka muka ayunya.
Dia selanjutnya mengubah badannya membelakangi ku dan di atas dia menaik turunkan pantatnya, badannya di dorong di depan hingga dari belakang dapat ku saksikan senjata ku masuk keluar nonok Ida, dengan pantat bundar kecil dan kemaluan imut yang berusaha memuat senjata super ku. Ku pegang pinggulnya dan ku sikat dari bawah, dia tersengal-sengal.
“massss aq mo nyammppeeeee loooooo masssss !” kata ida, yang telah di bakar birahi kepuasan. ”
” Dia manis, iniiii …masss cepatin sedikit ya…. sayangggggg!” kata ku, dgn percepat sikatkan senjata ku dari bawah ke nonoknya.
“Mmhhhhhh masss ade nyampeeee!”. Ida mengambil keluar nonoknya dari senjata ku dan cairan bening jatuh membasahi pangkal paha dan senjata ku, badan Ida melafalkanng sesaat selanjutnya raih senjata ku dan masukkan lagi ke nonoknya, dia meneruskan pompaanya. Ku tahan badan imut Ida dari belakang dengan menggenggam pinggangnya, kaki Ida buka lebar dan ku sikatkan dari membawa senjata ku menyongsong ayunan badannya di atas badan ku, dia melafalkanng lagi, tidak ku hiraukan dan secara langsung ku membalikin badan Ida, dia telungkup di atas kasur dan ku sikat secara cepat, Ida menjepit pahanya ditengah-tengah serangan senjata ku yang semakin terus-menerus dari belakang dan Dia kembali orgasme dgn mengeluh sekali lagi;
“ohhhhh…..! ampunnnn masss enaakkkkk…”. Ida tambah mencepit dan rapatkan kakinya karena orgasme, nonok Ida tambah sempit dengen otot2 bergerak di dalam sana karena klimaks, membuat ku keenakkan karena nonok-nya kontraksi luar biasa, dinding nonok meremas tiap mili senjata ku, yang ada dlm nonoknya dan semakin sempit saja dan rasa nyeri di ujungnya kepala bersatu nikmat jemput pucuk kepuasan dan ku lelepkan saja dalam2 senjata ku dan:
“Ahhhhhh….Ida Sayaaaangggg, Nonok mu….eanaaakkkk sayannnggggg” ku semburkan mani ku ke nonok imut Ida. Banyak sekali dan lama senjata ku berkedut2 di dalam nonok Ida, memuntahkan Sperma 2x lebih banyak dari pada siang tadi dalam Taxi.
Kami lelap tidur, saya bangun larut malam, dia juga turut terjaga kami pesan makananan, usai makan, meneruskan dua ronde kembali sampai adzan subuh berkemandang dan kembali lelap tidur. Jam 10 pagi kami cek out dari hotel. Dengan mobil hotel Aq diantarkan ke lapangan terbang karena pesawat jam 12 siang dan dengan mobil yang masih sama Ida diantarkan ke rumah orang tuanya di Blimbing – Malang.
No telepon Ida ku kenali saat dia tidur, ku membuka HPnya, ku saran no ponsel ku ke HPnya dan pencet call, saat HP ku mengeluarkan bunyi panggilan masuk ku saksikan no baru dan itu ialah no Ida. Ku ulangi untuk SIM 2 di Ponselnya. Dan ku hapus panggilan keluar. 3 Minggu selanjutnya, waktu ambil cuti 14 hari. saya terpikir akan Ida, saat perjumpaan di pesawat dia berbicara akan di malang sampai habis Lebaran (waktu itu tiga hari saat sebelum puasa). Ku membeli no baru (no lama di taruh saat habis indehoi ku membuang untuk hilangkan jejak), ku kontak Ida dan Dia tetap di malang, Dia bingung dan menanyakan darimanakah mendapatkan No Ponsel-nya. Kami selanjutnya habiskan waktu 10 hari saat cuti ku dalam suatu Villa di batu Malang. Kemudian ku ucapkan kepadanya jgn kontak aq karena no ini tidak akan aktif, kelak aq yang telepon.
tiga bulan selanjutnya saat ku kontak Ida, dia sudah hamil dan berterima kasih pada ku, karena seperti narasi ku pada awal, perjumpaan di pesawat, Dia 3 tahun menikah tapi belum mempunyai anak, dan kehamilan ini, menurut Ida karena jalinan dgn Ku. Kami seringkali berjumpa saat dia pulang ke Malang, dan dia mempunyai 2 anak kembali sesudah melahirkan anak sulung dari jalinan gelap kami. Sampai saat ini jalinan itu telah vakum tiga tahun, saya menyengaja tidak menghubunginya kembali, karena lebih bagus ini.

Cerita Lainnya:   Cerita Dewasa Bahenolnya Tetangga Yang Kukentot
Category: CERITA SEX
cersex ibu ibu cersex bibi cersex pijat cersex santri cersex ibu selingkuh cersex ibu binal