Cersex Mertua – Narasi Seks Baru Jadian Langsung Ngentot di Kos – Narasi perjaka, narasi perawan, narasi ngentot, narasi seks baru jadian secara langsung ngentot di kos, narasi seks ngentot di kos sama kekasih. Hei agan dan temperatur. Maaf kalau thread saya mungkin aneh atau mungkin tidak sudi. Saya tetap berusaha untuk jadi lebih baik tentunya. Ini ialah karya tulis pertama saya. Mudah-mudahan sudi buat temperatur dan agan semua.
Kenalkan nama saya Reza. Usia saya 19tahun. Saya ada di Jakarta. Dan kenalkan gebetan saya namanya Ica. Semenjak SMA dahulu, saya telah kagum pada Ica. Karena mukanya yang putih dan elok. Matanya yang cukup sipit, dan badannya yang seimbang. Dengan tinggi range 162cm, bb 49kg, dan lebih menarik yakni dadanya yang saya terka range 34b. Lumayan menarik ukuran, karena badannya yang langsing tersebut.
Narasi perjaka, narasi perawan, narasi ngentot, narasi seks baru jadian secara langsung ngentot di kos, narasi seks ngentot di kos sama kekasih
Narasi Seks Sesudah lulus SMA, saya sebelumnya tidak pernah terkait benar-benar sama Ica. Sesuatu hari saat berlibur kuliah semester 3, saya keliling kota Jakarta. Sesudah capek, pada akhirnya saya memutuskan untuk kongkow di teritori t*b*t. Jam telah memberikan jam 8 malam. Dan Rupanya saya berjumpa dengan Ica teman SMA saya. Langsung saya tegur.
R: Saya I: Ica IR: Irma
R: Hey Ca?
I: Eh kamu Reza kan? Teman SMA saya dahulu? Apa kabarnya kamu Za?
R: iya saya Reza teman SMA kamu dahulu ca. Kabarku baik ca
I: wah sukur kalau demikian, turut duduk di sini saja za, dan kenalin ini teman universitas saya namanya Irma
R: hey Irma, kenalin nama saya Reza, saya teman sekolahnya Ica dahulu
IR: eh iya nama saya Irma
I: duhilah gausah canggung begitu kali ma, mentang-mentang simak cowo tampan sedikit secara langsung canggung
IR: eh kata siapa canggung? Saya hanya gugup doang kali. *sahut irma dengan tawa
R: Hahahaha rileks saja kali ma, tampan-ganteng begini, saya jomblo ko. *ngeledek irma
IR: hah? Tampan ini jomblo?
I: ah yang benar kamu za? Berbohong saja kamu ah. *sahut irma dengan suara kaget
R: Betulan saya jomblo. Saya paling akhir berpacaran nyaris tiga tahun, tetapi diputusin bekas saya. Karena bekas saya mengenal cowo baru di kampusnya
IR: Wah dasar cewek gatau diri. Sudah punyai yang tampan masih saja ditinggalkan, apalagi buruk?
I: Sudah dech ma, gausah berlagak peduli begitu.
Hahahahha Dan pada akhirnya kami ngopi dan pesan makanan ringan untuk di makan. Sesudah habis, kami mengobrol. Sesudah jam 21.30 , sang Irma di telephone orang tuanya untuk pulang. Dan sang Irma langsung pamit ingin pulang.
IR: Ca saya kembali lebih dulu ya. *dengan terburu-buru
I: Ih cepat-cepat sangat? Saya kembali sama siapa donk?
IR: Itu ada sang Reza. Minta bantuan reza saja dech, sudah ya za gua lebih dulu. *langsung lari begitu saja
R: Eh irma, yaudah dech *nada cemas
I: Ih rutinitas tuch anak kalau pergi tentu diminta pulang cepat
R: Lumrah lah, mungkin ortunya takut sang irma kenapa-napa
I: Iya sich, tetapi kan saya ditinggalkan ini
R: Sudah nanti saya yang antara pulang
I: Oke dech za, saya bayar dahulu ya ke kasir
R: Eh sudah saya saja yang bayar *sambil saya ambil tangannya
Rupanya saya ambil tangannya terlampau kencang, pada akhirnya ia duduk dipangkuanku. Kurasakan burungku yang tertekan sama pantatnya yang padat, dan kuendus berbau parfumnya yang harum, membuat birahiku naik. Tetapi langsung ku membuang pikiran anehku secara berbicara
R: Eh ca maaf ya saya gak berniat untuk kamu jatoh di pangkuan saya ko
I: Ih sakit tahu, lagian gausah narik begitu kali! *dengan muka kecewa dan bangkit dari pangkuanku
R: Yaudah kamu duduk kembali saja, saya yang bayar semua.
Sesudah saya bayar, kita siap-siap pulang. Langsung ke arah motor saya di parkir.
R: Yah ca helm saya hanya satu nih, bagaimana donk?
I: Yaudah gapapa, saya kan kos di buk*t dur*
R: Yaudah dech. Kelak tunjukin saja gangnya
Dalam perjalanan kami tidak sama-sama berbicara. Lantas waktu masuk teritori buk*t dur*, saya memecahkan kesunyian itu
R: Ca, belik ke mana nih?
I: Eh iya, itu gang ke 2 belok kanan. Awalnya maaf ya za, menjadi ngerepotin kamu begini
R: Ih gapapa kali, lagian kita sudah lama gak bertemu. Hitung-hitung, kita reuni berdua. Hahahahah
I: Iya sich. Tetapi ngomong-ngomong kamu betulan masih sendiri za?
R: Iya saya masih sendiri ca. Sudah satu tahun lebih saya sendiri ca
I: Memang kamu gak cari kembali za?
R: Sudah saya jawab nanti. Ini belok ke mana kembali?
I: Oh ya menjadi lupa kasih tahu, itu belok kanan kembali diujung, kelak rumah ke-2 di samping kiri itu kost’an ku
R: Oke dech
Menyengaja saya memperlambat jalannya, sekalian menanti sang Ica menanyakan kembali. Tetapi rupanya sang Ica diam saja, pada akhirnya kami sampai di muka kos nya
R: Sudah sampai nih ca
I: Iya terima kasih banyak ya za, maaf ngerepotin
R: Hahahaha gapapa kali ca, gak ngerepotin benar-benar
I: Yaudah, ini nomor saya za, kelak WA saya ya ke nomor itu *sambil keluarkan ponsel dan dikasih padaku
R: Iya ca *sambil menulis nomornya, saya dapat mengisap baunya yang membuatku cukup suggest. Lantas sesudah menulis saya balikkan ponselnya sekalian mengharap diajak singgah ke kost’annya
R: Ini ponselnya ca, saya sudah tulis. Kelak saya segera kontakn ya
I: Yaudah kelak kontakn ya, berhati-hati ya za bye
langsung tinggalkan saya demikian saja di muka kost’an nya. Pada akhirnya kuputuskan secara langsung pulang kerumah. Saat di rumah, saya segera chat ia
R: Hey ca, ini nomor saya. Di save ya. Reza
I: Eh iya za. Kamu sudah sampai za?
R: Sudah sampai ko ca. Sudah sampai daritadi
I: Wah cepat sekali kamu ya? Tentu kamu mengebut di jalan ya?
R: Hehehe gak mengebut ko. Memang jalanan kan sudah cukup sepi. Btw, barusan saya ingin bicara suatu hal ca dengan kamu, tetapi kamu barusan diem saja sich. Saya menjadi gak berani membuka perbincangan.
I: Iya sich, sudah jam begini menjadi cukup sepi. Memang kamu ingin bicara apa za? Kayanya serius sangat? Hahahhaha saya kebingungan barusan ingin bicara apa dengan kamu za, abisnya, barusan di cafe kita sudah bercakap banyak . Maka saya diem saja.
R: Iya sich, yaudah kelak kalau bertemu saya ceritain semua dech.
I: Ih mengapa gak saat ini saja za? Saya kan menjadi ingin tahu ini?
R: Hahaha gapapa dech kamu ingin tahu. Hitung-hitung itu kejutan.
I: Yaudah terserah kamu za. Saya tidur lebih dulu ya za, esok saya ada masalah ke universitas.
R: Oh ya, universitas kamu di mana ca? Kelak saya jemput dech pulangnya kalau kamu gak berkeberatan.
Sesudah pesan terakhirku, Ica tidak membalasnya kembali pesanku. Mungkin ia telah tertidur hingga tidak membalasnya pesanku. Saya tetap terpikir mukanya. Sesudah cukup lama tidak berjumpa, rupanya minatku ke ica, sebelumnya tidak pernah berbeda. Bahkan juga saya makin tertarik sama Ica. Esok paginya sekitaran jam 7, ia membalasnya pesanku yang tidak dibalas tadi malam
I: Eh maaf ya za, saya tadi malam ketiduran. Saya ngampus di wilayah salem*a
Saya menjadi terjaga dengar suara dering ponsel ku. Saya segera menyaksikan pesannya ica dan membalasnya pesannya
R: Owh di salem*a ya ca, kamu pulang jam berapakah ca? Kelak saya jemput pulangnya
I: Saya pulang jam 11 za. Kamu betulan ingin jemput? Memang gak ngerepotin?
R: Gapapa dech ca, untuk kamu apa sich yang tidak?
I: Ah kamu ini ngegombalnya basi sekali. Yaudah kelak saya kabarin kalau sudah keluar universitas
R: Yaudah gua tidur kembali ya. Masih mengantuk sekali ini.
I: Dasar kebo! Bukanlah makan pagi, justru tidur kembali
R: Bodo sangat! :p
Memang waktu itu saya masih liburan, menjadi saya bisa rileks. Tetapi saya tidak dapat tertidur. Saya merasa jika ada satu pergolakan dalam hatiku. Apa ini yang bernama cinta? Saya mungkin jatuh cinta kepadanya. Pada akhirnya tidak berasa saya telah bengong sepanjang 2 jam! Aku juga langsung cepat-cepat mandi. Tidak lupa saya gosok gigi. Sesudah mandi, saya siapkan model ku dengan sekeren-kerennya agar sang ica tertarik dengan aku. Sesudah usai, rupanya waktu telah jam 10. Aku juga langsung cemas cepat-cepat naik ke motor. Lumrah saya cemas, karena rumahku jauh di bekasi.
Next langsung saja ya ke universitas sang ica, dan saya segera bertemu ica karena rupanya ica keluar universitas lebih cepat. Aku juga langsung menyapanya
R: Hey ca, mari naik. Sorry ya saya terlambat. Sampai untuk kamu tunggu di sini.
I: Kamu gak terlambat za, simak saja saat ini jam berapakah. Saya yang keluar kelas lebih cepat
Saat kusaksikan jam, rupanya jam tetap memberikan jam 10.47. Langsung saja ica naik ke atas motor dengan logo S dan ber CC 250cc yang lebih besar dan gagah ini. Langsung jalan. Di tengah-tengah perjalanan, saya menanyakan kepadanya ingin makan di mana? Lantas ia ajakku untuk ke kost’annya saja. Membeli makan deket kost’annya saja agar murah. Langsung ku pancal gas supaya cepat sampai karena saya tidak kuat pergolakan hati yang ingin meletus. Pada akhirnya kamipun telah masuk teritori dekat tempat tinggalnya. Dan ica menunjuk sebuah warung gado-gado. Langsung ia pesan dan minta penjualnya untuk mengantarkan ke kost’annya. Kemudian, kamipun telah tiba di kost’annya.
Itil V3
I: Huft panas sekali, sampai keringat ini saya. Mari za sini masuk.
R: Memang gapapa lelaki masuk indekos di sini?
I: Gapapa ko, gaada ketentuan dan itu ibu kos nya.
Aku juga langsung memberikan senyum ke ibu kos itu, supaya berkesan ramah. Dan ibu kos juga memberikan senyuman lagi yang mengisyaratkan jika saya bisa masuk ke. Tetapi saya tidak segera masuk, saya membakar sebatang rokok di muka kamarnya Ica.
I: Ih ko dimuka sich? Masuk saja kali ke. Gapapa ko.
R: Saya kembali ngerokok ca, gaenak dengan kamu yang gak merokok.
I: Hahaha tumben benar za? Kesambet apa kamu za? *dengan suara main-main
R: Kampret kamu ca.
Ica juga merapat dan menanyakan apa yang ingin ku ucapkan padanya? Disana saya segera buang rokokku, dan berbicara jika saya memiliki hati cinta padanya semenjak SMA dahulu. Dan disana ia menjawab dengan suara geram yang pasti membuatku kaget
I: Kamu cinta saya dari SMA? Apa faktanya? Mengapa cocok SMA kamu justru berpacaran sama sang Tiara? Mengapa gak dengan aku? Sakit hatiku saat saya melihatmu berpacaran sama tiara. Cemburu saya za!
R: Sehingga kamu sejauh ini cemburu ca? Maafkan saya ya ca, tetapi waktu Sekolah dahulu, saya gak berani mengatakan ke kamu. Karena kamu wanita yang dikejar banyak lelaki. Saya merasa saya gak pantes ngejar kamu
I: Gak pantes bagaimana? Mana kamu tahu perasanku? *Dengan menggunting perkataannya saya menjawab
R: Iya maaf ca, yang terpenting kan sekarang ini saya telah menjelaskannya langsung. Saya telah meredam lama rasa ini ca.
I: Iya gapapa za. Saya senang kamu jujur. Tetapi saya dari sekolah sampai saat ini, saya tidak pernah berpacaran karena kamu! Saya tunggu kamu za! Untung saja kita berjumpa tempo hari, dan tidak gunakan lama kamu segera mengatakan cinta. Kalau tidak, dapat jomblo sepanjang umur kali.
R: Iya maaf ya ca. Saya kan gatau kalau rupanya kamu cinta saya
Selang beberapa saat tukang gado-gado tiba mengantarkan makanan yang kami pesan. Kamipun langsung melahap makanan itu dengan lahap. Sesudah usai makan, saya meminta ijin masuk ke dalam kamarnya untuk mengambil air minum. Saya masuk di ikuti Ica dari belakang. Saat saya mengambil minum, ica tutup kamar dan mengamankannya. Di tutuplah kerai jendelanya dan kamar juga jadi remang-remang Saya benar-benar kaget waktu itu. Tetapi saya berusaha tidak cemas dan terus minum.
I: Saya tutup ini gapapa kan za? Saya ingin mengajak kamu menonton film kegemaran saya nih. Tetapi saya tidak pernah menonton sampai habis karena gak tahan nangis.
R: Memang film apa sich sampai ditutup semua?
I: Ini film cerita anjing yang setia sama majikannya. Ingin ya temanin saya.
R: Yaudah. Saya duduk mana nih? Saya duduk dikasur kamu ya ca.
I: Ya disana saja. Saya pasang filmnya ya.
Sekalian menanti ia memasangkan filmnya, aku juga rasakan panas dalam kamarnya. Dan aku juga mengisap berbau tubuh sang Ica yang cukup asem tetapi membuat birahiku naik. Sesudah usai memasangkan filmnya, ica lantas mengipas dianya tangan.
I: Ko panas ya? Oh ya acnya belum saya hiduphin. Sampai keringat begini saya Segera saja ia lepas cardigannya,
hingga ia cuma menggunakan tanktop warna hitam yang menunjukkan lekuk badannya yang seksi, aku juga langsung menelan ludah waktu itu. Lumrah saja, awalnya saya memiliki bekas yang sangat benar-benar tertutup bajunya, hingga saya tidak pernah menyaksikan wanita gunakan tank hebat. Ketika ia menghidupkan ac nya, saya dapat menyaksikan berapa besar toket nya Ica. Lantas ica juga melap keringatnyA memakai cardigan itu. Karena ica melihatku bengong mengarah tembok,langsung ia lempar cardigan sisa keringatnya itu ke arahku. Cardigan itu juga terkena mukaku. Sekalian terkejut, Saya dapat menghirup bau badannya yang asem alami membuat birahi naik itu. Langsung saja kuledek ica
R: Ehmm berbau ih, kamu gak mandi ya?
I: Sedap saja. Mandi ko barusan pagi. Btw, memang berbau betulan za? Masalahnya gua tidak pernah pakai deodoran dan minyak wangi
What? Saya kaget dengarnya. Bermakna berbau yang sejauh ini kuhirup, ialah berbau alami sang ica? Benar-benar pandai sang ica menjaga diri. Ica sebenernya tidak berbau, tetapi saya merasa ada berbau yang membuatku terangsang. Hingga saya mengatakan berbau asem membuat birahi naik. Aku juga langsung menjawab pertanyaannya
R: Tidak ko ca saya hanya bergurau kali. Kamu gak berbau ko.
I: Betulan za?
R: Betulan ko ca. Sudah mari menonton. Ucapnya ingin mengajak saya menonton?
I: oh ya saya belum tekan play
Dan film juga mulai. Tetapi saya tidak konsentrasi karena sang ica fi sebelahku. Hingga saya dapat menghirup baunya yang alami tersebut. Kadang-kadang saya mengambil pandangan untuk menyaksikan belahan toketnya ica. Ya ampun? Saya makin tidak konsen melihat. Karena ica mulai menangis dan menyandar kepalanya di pundak ku. Saya makin tidak kuat karena berbau asem membuat birahi tinggi ini, makin tercium olehku. Sekalian menangis ica terkejut karena tidak menyengaja saat ingin merengkuhku, ia sentuh penisku yang telah tegak berdiri itu. Mahfum ia terkejut, punyaku memiliki ukuran 18cm berdiameter 4cm itu
I: Ih sorry za kepegang. Saya gak menyengaja. Tetapi mengapa titit kamu berdiri demikian za? *dengan suara tetap sesenggukan Aku juga merasa canggung karena ia ketahui jika penisku telah berdiri. Aku juga menjawab
R: Ya bagaimana gak berdiri, saya dapat nyium berbau asem kamu dari barusan.
I: Ih menjadi sebenernya saya berbau?
R: Bukan berbau ca, tetapi menurut saya, berbau asem alami kamu itu untuk aku gairah.
I: Ih kamu aneh saja. Sudah setubuhin kembali saja gausah berdiri demikian tuch titit. *sambil menekan tititku.
Aku juga merasa sedap sampai mendesah karena ditekannya tititku.
R: Ahhhh…
I: Ih kamu mengapa za? Sakit ya?
R: Bukan sakit ca, tetapi sedap.
I: Ah kamu ada-ada saja za. Bukanlah sakit justru sedap.
R: Betulan sedap ca. Kamu barusan nekennya cocok ke posisi yang benar.
I: Jadi kalau tempatnya salah, dapat menjadi sakit? Tetapi mengapa titit lo kelihatan panjang begitu dah?
R: Iya sakit kalau salah nekennya ca. Memang begini panjang ya? *bertanya dengan berpura-pura polos
I: Ya kayanya sich besar za. Itu saja benjolannya besar sekali
R: Oh begitu ya ca.
Sudah kita menonton kembali Sebetulnya birahiku telah capai optimal. Tetapi sehubungan saya baru bertemu dengan ica kembali, saya takut sang ica menjadi geram dengan aku. Pada akhirnya saya diam saja sekalian menonton. Tapi yang di dalam celana tidak ingin tidur. Saya tidak berusaha benarkan tempatnya. Karena saya ingin memberi simak ke ica, nih penis gua sebesar ini. Rupanya menjadi saya yang terikut situasi film itu, saya mulai keluarkan air mata. Tetapi rupanya tidak dengan ica. Ia rupanya terpusat ke gundukan celanaku. Sekalian memperhatikan, kadang-kadang ia menarik napas sedalam-dalamnya , dan buang sekeras-kerasnya. Tetapi sehubungan saya telah nangis, menjadi kubiarkan saja ica.
Mendadak, ia merengkuh dan dan menempati ku dari depan sekalian melihat mukaku. Tetapi menyengaja ia tidak menekan tititku yang telah tegak berdiri. Sekalian cukup kaget, saya berbicara
R: Loh kamu ngapain ca? Orang kembali menonton *aku cukup nangis
I: Saya ingin simak muka kamu saja.
R: Ya dari samping kan dapat, mengapa harus naik ini? Yang terdapat nanti terjadi suatu hal.sebuah hal. Dengan suara ingin tahu ica menjawab
I: Terjadi suatu hal apa?
R: Ya gatau sich. Sudah dech kamu duduk pada tempat kamu kembali
I: Saya ingin dipangku begini saja
Tidak menyengaja saat ia geser tempatnya, rupanya ia menyenggol penisku, aku juga mendesah. Lantas ica juga menanyakan
I: Kamu mengapa?
R: Ini kamu senggol tititku
I: Sakit atau sedap?
R: Ya sedap sich, tetapi saya kembali menonton nih! Barusan kamu mengajak menonton? Tetapi kamu justru nontonin muka saya yang sedang nangis
I: Ih menjadi kamu lebih mentingin menonton dibanding saya? Ih kamu jahat ih *sambil bangkit dari pangkuan sekalian duduk kembali ketempatnya sekalian menghadap ke tembok.
Kubiarkan ia karena saya kembali melihat. Sebisa saya meredam birahi ku supaya tidak ada suatu hal.sebuah hal. Karena sebenernya saya masih perjaka . Maka saya tahan sekeras mungkin. Tetapi Saya tidak kuat. Titit yang telah mengeras ini tidak ingin tidur. Kusaksikan sang ica tetap menghadap tembok. Kupeluk ia dari belakang sekalian tempelkan penisku di punggungnya. Sekalian ku bisikkan “ica ko ngambek sich?” Ica menjawab “kamu sich mentingin film” jawabannya. Aku juga menanyakan apa yang sebenernya ia harapkan? Rupanya ia ingin menyaksikan penisku.
I: Saya ingin simak titit kamu za.
R: Ih apaan dah? Saat kamu ingin simak titit saya?
I: Iya saya ingin simak, saya ingin tahu ko titit kamu besar sekali za? Sekaligus saya ingin simak langsung kaya bagaimana sich punyai lelaki?
Rupanya ica sebelumnya tidak pernah menyaksikan titit langsung dalam kehidupannya. Lumrah saja, ia sebelumnya tidak pernah berpacaran sampai saat ini karena menanti ku. Benar-benar wanita yang setia pikirku. Sebetulnya saya sangsi menunjukkan burungku yang telah berdiri. Tetapi ia meremas-remas secara halus supaya saya membuka.
I: Mari za membuka saya ingin simak
R: Yaudah kamu membuka saja dech
Saat ia membuka perlahan-lahan risleting dan celana dalam ku, ia kaget dan cukup melompat ke belakang karena menyaksikan tititku yang mengacungkan keras. Sebenernya aku juga deg2an. Tetapi apadaya? Gairah kuasai
I: Ih za besar sekali? *sambil mengelus-elus tititku
R: Iyalah saya *agak tinggi hati karena suka disanjung
I: Ini lucu dah kepala tititnya warna pink begini?
R: Ya iyalah, orangnya tampan, tititpun harus tampan
I: Hahahahah ini karena saya menjadi berdiri ini. Btw, kamu ingin cium saya gak?
R: Cium bagaimana tujuan kamu ca? *pura-pura polos
I: Ih cium bibir saya za
Lantas aku juga dekatkan bibirku ke bibirnya, dan terjadi kecupan yang hebat. Sebenernya saya suka dapat kecupan dengan ica, tetapi saya tertarik sama berbau tubuhnya ica. Hingga saya mengundurkan diri untuk mengakhiri kecupan ini.
I: Ih kembali hebat kok udahan?
R: Ca, saya senang dengan berbau asem kamu dech, bagaimana kalau kamu matiin AC nya agar kita berkeringat?
I: Ih kamu mah ada2 saja za. Gamau ah nanti panas.
R: Yaudah kalau gamau, kamu balikkan piring gado2nya dahulu gih sekaligus bayar, ini uangnya. *sambil masukkan burungku
I: Ih mengambil saja uangnya, mengapa tititnya dimasukkin? *wajah memelas
R: Ya kamu kelak keluar, saat titit saya keluar terus? Nanti ibu kost simak bagaimana?
I: Oh ya ya, yaudah dech. *Sambil membenahi piringnya, ia panggilku
I: Za, kamu saja dech yang balikkan sekaligus bayar. Panas sekali di luar.
R: Kamu saja ca. Kalau saya keluar, semuanya orang di luar dapat simak gundukan burungku ini.
I: Yah yaudah dech Diapun jalan kembalikan piring itu.
Memang sich cukup cukup jaraknya. Sekitaran 50 meteran pada siang hari yang panas. Ketika ia pergi, saya meluangkan cari tempat pakaian kotornya. Dan rupanya tempat pakaian kotornya kosong. “apes” saya berbicara. Dengan berat hati, saya duduk pada tempat sebelumnya. Perlahan-lahan burungku mulai ciut sendirinya. Dan aku juga merebahkan diri, karena filmnya tidak berasa telah habis. Selang beberapa saat, ica juga pulang sekalian mengeluhkan jika lelah dan panas sekali. Saya memerhatikannya, wah ica berkeringat kembali. Dan saya dapat mengendusi berbau asemnya ica. Sekalian mengipas-ngipas dengan tangan, ica juga berpamit ingin mandi. Ketika ia bangun ingin kekamar mandi, langsung kutarik tangannya
I: Ih lepasin za, saya ingin mandi. R: Mandi? Nanti saja ca saya ingin cium berbau asem kamu dahulu. *Sambil mengisap dan mengendusi, tititku perlahan-lahan tegang. Rupanya ica memerhatikan jika barusan burungku telah tidur, tetapi karena mengendusnya, burungku bangun kembali.
I: Ih titit kamu bangun kembali za.
R: Loh ko kamu tahu?
I: Ya barusan saya perhatiin sudah rata tuch celana, lah ini bangun kembali.
R: Ih kembali melihatan saja.
I: Za mengapa kamu gak cium langsung saja? Mumpung tetap keringat nih, kamu jilatin saya saja sekaligus.
Sesudah diperintah demikian, langsung ku cium dan kujilat lehernya ica. Sampai2 ia tergetar kegelian. Kujilat perlahan-lahan dan kuarahkan ke telinganya. “sudah za, sedap sekali lo jilat ini” dengar ica berbicara demikian, saya semakin semangat. Lantas saya jilat daun telinganya sekalian tiup perlahan-lahan. Ia kegelian sampai mendesah. Lantas saya stop mainkan leher dan telinganya. Hingga ica cukup kaget dan menanyakan
I: Loh ko stop za? Kembali sedap .
R: Sudah saya jilat dan cium semua ca. Yang terdapat kalau saya lanjutin, saya cium berbau ludah saya sendiri.
Gak saya kira, ica langsung melepaskan tanktop hitamnya. Dan kelihatan bh warna merah muda tersebut. Dan ica minta dibukakan bh tersebut. Saya menurut saja, setelah buka ikatan bh nya, menyengaja ica tidak segera buka cup yang melekat di payudaranya. Ia menanyakan dulu
I: Za kamu sebelumnya pernah nyusu gak?
R: Tidak pernah ca. Kecupan saja baru ini.
I: Kamu nyusu dengan aku ya za. Nih *sambil buka cup bhnya Saat ia mengusung cup bh nya, terpajang terang toket ica yang berwujud seimbang. Memiliki bentuk yang bundar dan kuat, membuatku makin bergairah. Ditambahkan lagi warna puting toketnya yang warna merah muda, menambahkan semangat ku untuk mengisap dan meremasnya.
Langsung diambil kepalaku untuk menyusu kepadanya. Edan, saya merasa melayang-layang rasakan pertama kalinya netek ini. Ditambahkan lagi, secara jelas gua dapat menghirup bau asemnya sang ica. Ketika gua hirup dan menjilat putingnya dengan tehnik putar, kudengar lenguhan napas nya yang kuat. Kadang-kadang ia keluarkan desahan yang pasti membuatku bergairah “aaahhhhh terusin zaaaa. Eennaaakkkkk banggeeeetttt zaaa” ku dengar ia berbicara demikian, kuhentikan hisapanku. Kuremas dan ku pilin putingnya dengan tanganku. Ku cium halus bibirnya hingga ia rasakan kepuasan yang tidak pernah dirasanya. Sesudah senang, saya ingin tahu dengan berbau asemnya ica. Kutanya ia
R: Ca berbau asem kamu sedap sekali dah?
I: Ih kamu mah. Ini mangkanya cium dan cicipin baunya mumpung saya masih cukup keringetan. Ini katakan sukai justru stop.
R: Bukan begitu ca. Kayanya baunya tidak dari dada dan leher kamu.
I: Lah terus darimanakah?
R: Saya bisa cium ketek kamu ca? Kayanya dari sana.
I: Ih jangan za, sudah sich sini netek saja dengan aku? Ngapain ke ketek dah?
R: Sudah nurut saja dech ca.
Sekalian saya angkat paksakan tangannya dan merebahkannya dikasur. Ketika telah terangkut penuh, berasa jika baunya memang dari ketek sang ica. Saat ku pandangi, rupanya ketek ica bulu-bulunya lebat. “Wah kegemaran saya sekali! Banyak bulu-bulunya, dan berbau asemnya alami tanpa deodorant” kataku demikian. Langsung ku tempel mukaku ke keteknya sekalian kuhirup dalam2. Edan, berbau asemnya benar-benar buat birahiku naik. Mulai ku jilat2 ketiaknya dan ica merasa kegelian. Sesudah senang, saya mainkan lagi toketnya sekalian meremas. Perlahan-lahan jilatanku naik, dan kami berciuman lagi. Lantas ku lihat mukanya.
Tiba2 ia mendorongku dengan kuat hingga saya jatuh di karpet. Lantas ica berbicara “Saat ini giliran, kamu yang akan saya membuat sedap za.” Saat ia ingin membuka celanaku, menyengaja saya menarik celanaku dan naik keatas kasur. Dengan semangatnya ia cepat2 naik keatas dan buka celanaku. Dan mengacunglah penisku. “saya sukai sekali nih titit za” kata ica sekalian mengelus-elus tititku. Saya merasa sedap saat ia elus dan cium secara halus kejantanan ku. Lantas perlahan-lahan ia masukan tititku ke mulutnya. Tiba2, ia masukkan semua tititku ke mulutnya, hingga terbenam semua penisku di mulutnya. Karena sangat nikmatnya, saya sedikit berteriak waktu di pencet masuk semua ke mulutnya. Lantas ica keluarkan penisku. “yah baru begini, kamu sudah teriak za” aku juga membalasnya “sumpah saya gak kuat sedap sekali barusan ca” lantas ica menanyakan “ingin lebih sedap?” Saya menanyakan lagi “memang dapat?” Langsung penisku ditempatkan kemulutnya, dikulum halus, membuat saya merasa terbang. Rasa hangat mulut ica, berasa sekali. Dan saat kunikmati kuluman mulut ica, lagi 2 ica masukkan dan keluarkan semua tititku ke mulutnya atau yang disebutkan deepthroat. Astaga, saya mendesah memperoleh tindakan semacam itu dari ica. “ica sudah ca, geli sekali” kataku. Hanya Kedengar suara “kooohk kooohhkk kooohhkkkk” dari ica.
Karena tidak ingin keluar lebih dulu, saya ambil tititku dari mulutnya. Langsung ku rebahkan ia di atas kasur, dan ku membuka roknya. Rupanya celana dalam ica sudah basah kuyup. Langsung kupeloroti celana dalamnya, dan kujilatin kemaluan ica. “za ssshhhhhh ennnaaaaakkkkkkkk bbbaaannnggggeeetttt” kulanjuti menjilat lubang kemaluannya. Memeknya tidak bau amis. Baunya harum dan asin yang kurasa. Sesudah senang menjilat lubang memeknya, kujilati kembali klitorisnya. Tiba2 ica berteriak “zzzzaaaaa aaakkkuuuuu mmmmaaauuuu kkeeennnccciinnngggg” dan tiba2 ia tergetar luar biasa. Kurasakan lendir kepuasan ica yang ke arah kewajahku sekitar 4x semburan. Kusudahi jilatan di memeknya.
Lantas saya naik keatas kembali dan menyusu lagi. Kurasakan kehalusan toketnya ica. Dan keempukan yang cocok. Lantas kucium bibirnya. Lantas ica bicara
I: Kamu ingin masukkan za?
R: Masukkan?
I: Iya za. Ngentotin saya za. Tetapi pelan2, masalahnya saya masih perawan.
Deg. Tiba2 darah mengucur cepat ke otakku. Di antara takut dan ingin sekalian berbicara
R: Ka. Ka.. Kamu. Ma… Ma..ssihhh perawan?
I: Iya. Memang mengapa? Ko menjadi gerogi demikian?
R: Gaaaa apa2 sichh. Memang benar kamu ingin saya ewe?
I: Iya saya ikhlas apapun itu untuk kamu. Kalau dapat, badan ini untuk kamu selama-lamanya.
R: Yaudah mari kita coba
Lantas saya mencium kembali bibirnya dengan lahap. Perlahan-lahan turun keleher, ke dada, dan ku jilati kembali memeknya ica. Ku jilat dengan semangat klitorisnya ica. “zzzaaaaa uuuddddaaahhh jjjaaannngggaan diii jilllaaattt teruussss. Llaanngggsunnggg maassuuukkiiin aajjjaa” langsung ku stop jilatanku, ku tujukan torpedoku ke lubang kepuasannya ica. “kamu siap ca?”. “saya siap za” sahutnya. Langsung ku masukan pelan-pelan. “Aduh sakit za”, tahan sedikit ya ca, setelah ini sedap ko. Perlahan-lahan ku upayakan masukkan torpedoku lebih dalam. Dan secara langsung kurasakan kalau burungku telah menyobek selaput daranya. Tetapi ica tidak merasakan sakit sama sekalipun. Kusaksikan darah perawannya keluar mekinya ica membasahi kasurnya.
I: Sayang kamu pandai sekali, saya cuma sedikit merasa sakit. Nach sekarang ini, saya sudah punya kamu. Mari puaskan saya saat ini!
Aku segera menggoyahkan perlahan-lahan pinggulku. Kusaksikan ica merem meredam kepuasan dari burungku. kutindih A.K.A style missionarris sekalian kucium halus bibirnya. Tangannya merengkuh leherku, hingga tercium kembali berbau asem keteknya yang kusuka. Kuarahkan mukaku ke ketek kirinya yang masih belum ku jilat. Kucium saja agar baunya tidak lenyap. Sekalian ku remas toketnya, tiba2 ica teriak panjang “zaaaa aaakkkuuuuj mmaaauuu kkkenccingg laagggiii”. Ku mempercepat goyanganku, dan ica juga melafalkanng luar biasa. Kurasakan jika dinding vaginanya menekan2 burungku. Kusaksikan muka ica, dan kucium kembali sekalian kugerakkan pinggulku perlahan-lahan. Lantas ica ajakku untuk coba style WOT alias Woman On Hebat. Aku juga menyepakatinya.
Aku juga merebahkan badanku di atas kasur, Dan ica juga naik keatas perutku. Perlahan-lahan ditempatkannya titit ku ke memeknya. Jlebbb, masuk semua tititku di memeknya ica. Kudengar desahan ica “aaahhhhhhhhhh”, ica mulai menaik turunkan pinggangnya sekalian mendesah tidak karuan. Kurasakan nikmat tidak ada tara di tititku, tititku berasa dipijit2 dan terhisap kedalam memeknya. Tiba2 ica juga ingin keluar kembali. “zzzaaaaa aaakkkkuuu ppiiiipiiiissss lllaaagggiiiii” dan keluarlah cairan kepuasan ica di perutku. Ambruklah sang ica di atasku.
Sekalian kuciumi, ku angkat dan ku telungkupkan. Kubuat ia berlutut, dan kumasukkan tititku dari belakang. Mulai ku gerakkan kembali tititku dengan tempo cepat. Kudengar ica mendesah dengan kuat. “rreeezzzaaaa bbaaannngggsssaaatttt! Eenaaakkk baaannngeeetttt ddiii eenntttoooottttt llooo zzaaa” sekalian mengenjot, saya cukup cemas takut ibu kos dengar suara ica. Tetapi masih tetap kulanjutkan gerakkan pinggul ku sekalian memerah susu ica yang menggantung. Sesudah senang, kubalikkan kembali ica, dan kembali lagi ke style sebelumnya missionaris.
Kumasukkan tititku ke memeknya, ica juga manarik mukaku dan kamipun kecupan dengan dahsyatnya. Kulepas kecupannya, dan kutuju kembali toketnya. Kuhisap dan kuremas sama kubuat cupangan-cupangan merah disekitaran toketnya. Berubah sedikit, kucium dan kutempelkan mukaku di keteknya ica. Sekalian memacu dengan keras. “zzaaaaa aakkuuuu mmmaauuuu kkeelluuuaaarrrrr llaaggggiiii” lantas kurasakan saya ingin keluar dan kutanya “ccaaaa akkuu ingin keluar, keluarin di mana?” Ica juga menjawab “didalaaammmm aajjjaaaa yyaaannhggg” sesudah mendapatkan kesepakatan, ku pacu bisa lebih cepat hingga bunyi ceplak ceplok persetubuhan kami, dapat kedengar keluar, tetapi tidak kupikirkan. Sekalian menjilat-jilati ketek ica, kurasa sudah tidak dapat kutahan . Dan ku teriak “iiccccaaaa aaakkkuuu kkeelluuuaarrrr” lantas kucium mulutnya dan berasa kusemprotkan 8x peju ku di saat memeknya ica. Sesudah saya telah diam, ica juga mengucapkan terima kasih
I: Za terima kasih ya
R: Lah semestinya saya yang mengucapkan terima kasih. Saya dapat memperoleh pengalaman pertama dengan kamu.
I: Hahahahaha iya saya kan dapat perjakamu. Kita sah jadian kan za?
R: Kayanya saya akan menikah dengan kamu ca. Saya gamau kamu memiliki kandungan lebih dulu. Toh kerjaku sudah dapat menjaga keluarga kita kelak. Dan masih tetap ada aset2 ayah yang akan menjadi punyai saya.
I: Terima kasih ya za, saya sayang kamu
Lantas kamipun membenahi diri masing2. Saya mandi dan ku gunakan kembali bajuku. Kusaksikan jam telah memperlihatkan jam 22.30. Tidak berasa lama sekali kami bermain. Dan saat saya keluar kamar ica, ku saksikan ibu kos melihatku dengan sinis.
Demikian narasi dari newbie yang nista ini. Minta maaf kalau ada kekeliruan dan belum sempurnanya kreasi ini. Minta masukannya supaya lebih bagus. Saya ucapkan terima kasih.