Cerita Sex Anak Boss Disetubuhi Oleh Supir Pribadi Dan Temannya

Video Rate:
0 / 5 ( 0votes )
17 views

Di kampusnya memang di antara pribumi dan non pribumi banyaknya imbang. Tetapi Ai Ling tidak menanggapinya, karena sebenarnya Ai Ling sudah memiliki kekasih yang di saat itu sedang kuliah di Amerika.

Cersex Mertua – Selainnya saya dan Ai Ling, rumah itu ditempati dengan seorang pembantu wanita dan seorang pengemudi individu yang teratur bekerja mengantarkan kami sekolah dan kuliah. Pengemudi kami namanya Sudin. Awalnya dia bekerja sebagai tukang ojek.

Sesaat saat sebelum terjadi kejadian itu, sebetulnya saya sudah memiliki firasat yang kurang menyenangkan berkenaan Sudin. Seringkali saya mendapati Sudin sedang melihat dengan tajam anggota badan tertentu dari Ai Ling, bila kebenaran Ai Ling tidak sedang mengetahuinya. Terkadang bila ada di rumah dan sedang rileks, Ai Ling kerap kenakan pakaian rumah yang ketat. Apalagi sesudah pembantu wanita kami pulang ke dusunnya, sebab ada salah satunya anggota keluarganya yang sakit keras, terkadang Ai Ling cuma sendiri dengan Sudin di rumah karena jam sekolahku berlainan. Tapi untungnya saat malam hari Sudin tidak bermalam di dalam rumah kami.

Sesuatu malam saat saya dan Ai Ling sedang rileks melihat TV di ruangan tamu, mendadak Sudin ada bersama 2 orang temannya tukang ojek yang umum bekerja disekitaran wilayah tersebut. Sudin ternyata sudah lama punya niat akan mencuri rumah majikannya itu, hanya karena Nico dan Ai Ling saja yang ada di rumah tersebut. Untuk memperlancar gagasan itu, Sudin sudah menghubungi 2orang temannya yang sisa sama-sama tukang ojek, untuk menolongnya melakukan tujuan itu. Pada waktu serta hari yang sudah ditetapkan mereka melakukan gagasan itu, karena itu kenapa mendadak mereka ada malam itu di dalam rumah kami. Sekalian memberikan ancaman dengan pisau, mereka memaksakan kami untuk memberikan beberapa barang bernilai dan uang yang diletakkan dalam almari. Dengan ketakutan Ai Ling memberikan beberapa barang bernilai punya kami seperti uang, jam tangan, smartphone, dan lain-lain. Mereka selanjutnya masuk ke dalam kamar Ai Ling untuk ambil perhiasan dan beberapa barang bernilai yang lain.

Menyaksikan keganasan mereka hati kami jadi menciut. Kami berdoa dalam hati biarkanlah beberapa barang itu diambil asal kami masih tetap selamat. Sesudah usai ambil semua, mendadak salah seorang rekan Sudin berbicara: “Eh, ngomong-ngomong cewek ini bisa ya. Mending kita sikat saja sekaligus.”, “Iya nih. Mukanya cakep dan kulit wajahnya putih, tidak tahu jika anggota badan yang lain”, kata lainnya sekalian melihat kakakku secara tersenyum-senyum. “Wah, benar kata lu. Susunya montok tuch, ngelihatnya saja telah membuat orang ngaceng…, kita dapat acara pesta nih. Mimpi apa kita tadi malam. Apalagi kita tidak pernah merasakan amoy. Yok dah, kita buat ramai-rame”, timpalinya kembali.

Waktu itu kakakku baru pulang sesudah pergi bersama temannya dan kenakan kaos warna merah yang ketat. Sudin selekasnya dekati Ai Ling yang berdiri ketakutan di tepi tembok. Tangannya secara cepat meraba-raba pipi Ai Ling yang putih mulus, sekalian dia berbicara pada beberapa temannya, “Cewek manis ini, namanya Ai Ling. Saya sendiri sebetulnya telah lama ingin merasakan ia. Apalagi ia sukai sekali pakai baju yang membuat orang terangsang. Ini hari kita akan senang dech”. Dengan selekasnya Ai Ling menolak tangan Sudin dan sekalian melihat mukanya dengan memperkuat hatinya, Ai Ling coba membentak Sudin, “Kurang ajar kamu yah. Saya ini kan majikanmu, sampai hati betul kamu akan melakukan perbuatan kurang ajar padaku!” Bukanlah takut Sudin justru semakin berani, sahutnya, “Saya memang kacungmu yang umum diperintah-perintah, tetapi ini kali kamulah yang hendak mengikuti tekad kami”, kata Sudin.

Mendadak ke-2 tangannya secara cepat raih payudara Ai Ling dan selekasnya meremas-remasnya dengan garang. Ai Ling yang sudah tersandar pada tembok, tidak bisa menghindarinya, “Adduhhhh…, jangaaann…!”, jeritnya terkejut mendapatkan tindakan kasar dari Sudin itu. Menyaksikan itu aku juga jadi emosi, saat itu juga kuterjang Sudin dan memukulinya. Tetapi mereka selanjutnya mengerubutku dan memukuliku sampai bonyok. Sementara Ai Ling menjerit-jerit melihat saya digebukin oleh bajingan-bajingan tersebut. “Kamu jangan beberapa macam jika tidak mau kami bunuh!” hardik Sudin sekalian menampar mukaku. “Jo, ikat ia. Agar ia melihat kita ngerjain kakaknya”, kata Sudin memerintah temannya.

Selanjutnya mereka menggeretku ke kamar Ai Ling dan mengikatku di atas bangku dekat tempat tidurnya. Kemudian mereka menggotong Ai Ling yang tetap melawan, di dalam kamarnya dan melemparkannya ke atas tempat tidurnya. “Ai Ling, dengar baik, kalian akan kuampuni jika kamu ingin mengikuti tekad kami. Jika kamu menantang, adikmu akan kubunuh dan kau akan kubunuh sesudah kami senang menikmatimu. Sekarang ini tidak ada yang bisa membantu kalian”, kata Sudin.

Sementara karena ketakutan diintimidasi akan dibunuh, pada akhirnya Ai Ling tidak berani berteriak keras-keras dan pasrah dengan nasibnya. Selekasnya dengan tidak menghabiskan waktu mereka segera dekati Ai Ling yang tetap tergeletak di atas tempat tidur dan memulai mengeroyokinya. Sudin langsung mencium muka Ai Ling, sebelumnya hidung dan pipinya dijilat-jilatnya, seolah-olah sedang nikmati begitu licin dan mulusnya pipi Ai Ling itu, pada akhirnya bibir Ai Ling dilumatnya garang. Sementara ke-2 tangannya tidak tinggal diam, dengan gairah meraba-raba buah dada yang mulus padat itu, selanjutnya meremas-remasnya dengan bergairah. Dari mulut Ai Ling cuma kedengar jeritan lirih, “Aaagghhh…., aaggghhh…, jaangaannn…, jannngaannn…, aaammmpunnnnn…, aammmppunnnnnn…!”, “…Jaaanngaaannn…, peerrkoossssaaaa…, saaayyaaaaa…!”, namun sekalian tertawa-tawa Sudin berbicara, “, kelak lo akan merasa kenikmatan, niiihhhh…, bagaimana rasanya, sedap khan pijitanku. Susumu betul-betul nikmat”, ucapnya sementara aktivitas ke-2 tangannya masih tetap tetap meremas-remas payudara Ai Ling.

Tubuh Ai Ling menggelinjang-geliat, tetapi ia tidak bisa menghindari karena ke-2 rekan Sudin masing-masing menggenggam kaki dan tangannya erat-erat sekalian tertawa-tawa. Lantas mereka tidak ingin kalah dari Sudin, salah seorang salah satunya yang menggenggam ke-2 kaki Ai Ling, langsung membuka dan menarik lepas rok Ai Ling, hingga kelihatan celana saat merah muda dan ke-2 iris paha Ai Ling yang putih mulus. Selanjutnya sekalian menempati ke-2 kaki Ai Ling, ke-2 tanganorang itu selekasnya mengelus-elus ke-2 paha Ai Ling yang telah 1/2 terpentang itu dengan bebas. Tangannya sebelumnya cuma bermain di ke-2 paha, turun naik, tetapi pada akhirnya secara perlahan mulai mengelus-elus belahan antara ke-2 pangkal paha Ai Ling yang tetap tertutupi CD tersebut. Tidaklah cukup sampai di sana, bahkan juga salah satunya jemari tengahnya dimasukkan pada celana dalam Ai Ling dan dipaksa masuk ke kemaluan Ai Ling yang sangat dekat tersebut. Tubuh Ai Ling cuma dapat menggelinjang-geliat saja dan bokongnya bergerak geser ke kiri ke kanan coba menghindar dari tangan-tangan yang menggerayangi paha dan kemaluannya tersebut. Dari mulutnya masih tetap kedengar jeritan”,Jaaangannnn…, jjannngann…, aadduuhhh…, aaddduhhhhh….!” dan dari ke-2 matanya mengucur air mata patah semangat, kepalanya digeleng-gelengkan ke kiri ke kanan, meredam rasa geli yang mulai menjalar ke semua badannya. Secara perlahan di bagian CD-nya yang tutupi belahan lubang kewanitaannya mulai kelihatan membasah.

Ternyata badan Ai Ling tidak bisa sembunyikan reaksinya atas hati terangsangnya terima tindakan itu. Dengan ke-2 tangan yang digenggam di atas kepalanya dan ke-2 kaki ditempati dan di waktu bersama mulutnya dilumat-lumat dengan garang dan buah dadanya diremas-remas, dan elusan-elusan dibarengi sentuhan-sentuhan jemari pada klitorisnya, membuat sesuatu kesan yang tidak bisa digambarkan kata-kata, mendadak menerpa hati Ai Ling, hati patah semangat, hati terhina dan ketidakberdayaan dengan bersama memunculkan sesuatu penyerahan dan kepasrahan keseluruhan yang menyebabkan sesuatu kepuasan yang maha hebat menerpa hati dan badan Ai Ling. Benar-benar menyakitkan memang melihat kejadian tersebut. Di mana sebuah badan putih mulus dan elok, sedang terlentang lemas tanpa daya dikerubut oleh tiga lelaki kasar pengemudi dan tukang ojek yang memiliki tubuh hitam tidak terurus dengan tangan-tangan yang berkeliaran ke mana saja, betul-betul kelihatan benar-benar kontras.

Cerita Lainnya:   Cerita Dewasa Ngentot Gita Gadis Toge 36B

Pada akhirnya Sudin merobek lepas kaos yang dikenai Ai Ling, hingga saat ini Ai Ling cuma kenakan BH dan celana dalam saja. Sudin meraba-raba dan mengelus-elus buah dada Ai Ling yang tetap tertutup BH-nya sekalian berbicara, “Wah ingin tahu nih ingin saksikan susunya amoy”. ucapnya sekalian tersenyum-senyum. Selanjutnya dengan pelan-pelan Sudin buka BH Ai Ling. Dan secara kagum mereka melihat payudara Ai Ling yang cantik tersebut. Buah dada Ai Ling putih mulus, tidak besar, masih kuat berdiri yang tegak dengan ujung putingnya yang coklat muda kecil, tetapi kelihatan telah mengeras karena dielus-elus dari barusan. “Wah susu Ai Ling sangatlah baik ya!” kata salah seorang pada mereka sementara ke-2 tangannya menyeka-usap payudara Ai Ling dengan pelan-pelan seolah-olah kagum, karena baru saat ini ia sebelumnya pernah menyaksikan buah dada cantik, yang sebegitu putih dan lembut tersebut. “Wah putingnya coklat muda. Membuat tambah gairah saja”, kata lainnya. “Lihat ukuran BH-nya, eh BH-nya Triumph ukuran 34 C”, kata salah seorang pada mereka. Selanjutnya mengganti Sudin yang meraba-raba dan meremas-remas perlahan-lahan buah dada Ai Ling. Yang seorang kembali yang dari barusan duduk pada ke-2 kaki Ai Ling, tidak ingin kalah , selekasnya saja CD merah muda Ai Ling diambil kasar hingga sobek dan selekasnya disingkirkannya ke tepi, hingga saat ini Ai Ling betul-betul sudah ada pada kondisi polos, telanjang bundar tanpa selembar benang juga yang menempel di badannya, tergeletak tidak memiliki daya dengan tangan-tangan hitam kasar serupa tangan-tangan gurita yang menggerayangi lekuk-lekuk badan yang molek tersebut.

Di bagian bawah badan Ai Ling yang membukit kecil antara ke-2 pahanya yang putih mulus itu, kemaluannya yang kecil berwujud garis memanjang yang menggelembung pada ke-2 pinggirnya, terlihat tertutupi oleh bulu kemaluannya yang lebat yang warna coklat muda. “Hehehe, saksikan tuch jembutnya lebat sekali. Saya senang dengan cewek yang ini”. Selanjutnya rekan Sudin langsung meraba-raba dan mengelus-elus bulu kemaluannya sekalian buka ke-2 paha Ai Ling semakin melebar. Kelihatanlah lubang vaginanya yang rapat. Tangan hitam dan kasar itu selekasnya menyentuh lubang yang sempit itu sekalian menggesek-gesekan jempolnya pada benjolan daging kecil yang berada pada bagian atasnya. Sementara puting susu Ai Ling sedang diisap-isap oleh Sudin dengan lahapnya sekalian kadang-kadang permainkan putingnya dengan ujung lidahnya. Dan temannya yang satu kembali, yang dari barusan memegang ke-2 tangan Ai Ling, saat ini sedang melumat mulut dan ke-2 bibir Ai Ling dengan rakus dan lidahnya dengan paksakan ditempatkan ke mulut Ai Ling dan permainkan lidah Ai Ling. Mendapatkan tindakan semacam itu, Ai Ling yang betul-betul sudah tidak memiliki daya, cuma dapat menggelinjang-geliat dan mendesis lirih, “Aaaghhh…, sshhhhh…, sshhhhh…, mmhhhh….!”.

Selanjutnya salah seorang pada mereka berbicara ke Sudin, “Din, kamu mulai lebih dulu saja yah…!”, “OK…” kata Sudin secara cepat dan selekasnya hentikan aktivitasnya untuk buka pakaian sampai celana dalamnya. Tampaklah tangkai kemaluannya yang sudah tegang, warna hitam pekat, besar dengan sisi kepalanya yang bundar mengkilap dan sisi batangnya yang dikitari oleh urat-urat mencolok, kelihatan benar-benar menakutkan. Sesudah usai melepas semua pakaiannya, secara cepat Sudin lagi naik ke arah tempat tidur dan merayap di atas tubuh Ai Ling. Sudin berjongkok antara ke-2 paha Ai Ling, yang dengan paksakan dibuka melebar oleh rekan Sudin yang menggenggam ke-2 kaki Ai Ling. Mata Ai Ling kelihatan terbeliak menyaksikan benda hitam besar antara ke-2 paha Sudin tersebut. Tubuh Ai Ling kelihatan tergetar lembut, ternyata belum-belum Ai Ling sudah merasa nyeri pada kemaluannya memikirkan benda hitam besar itu nanti akan mengaduk-aduk kemaluannya dengan garang.

Dengan samping tangan bertopang pada tempat tidur dari sisi tubuh Ai Ling, tangan Sudin yang satunya menggenggam tangkai penisnya dan dengan pelan-pelan digosok-gosokkannya pada bibir kemaluan Ai Ling. Demikian kepala penis Sudin sentuh klitoris Ai Ling, kelihatan tubuh Ai Ling jadi kejang dan cukup berkelejotan dan dari mulutnya yang dilumat oleh rekan Sudin kedengar suara, “Eeehhmm…”, Sudin terus lakukan aktivitasnya menggesek-gesek kepala penis pada bibir kemaluan Ai Ling, yang pada akhirnya jadi licin dan basah oleh cairan yang keluar penis Sudin dan dari dalam kemaluan Ai Ling sendiri. Rasakan bibir kemaluan Ai Ling yang sudah basah itu, Sudin berbicara, “Oohhhh ternyata lo sudah terangsang yaaa..!” Selanjutnya dengan pelan-pelan Sudin mulai menekan kepala penisnya memotong bibir kemaluan Ai Ling. Mendapatkan penekanan dari kepala penis Sudin, bibir kemaluan Ai Ling tertekan ke bawah dan memulai terbuka dan karena kemaluan Ai Ling sudah basah, pada akhirnya kepala penis Sudin mulai tenggelam ke lubang kewanitaan Ai Ling secara gampangnya.

Karena penis Sudin yang besar sekali, karena itu klitoris Ai Ling turut tertarik masuk ke lubang kemaluannya dan terjepit oleh tangkai penis Sudin yang berurat mencolok tersebut. Ini memunculkan hati geli dan sekalian nikmat yang sangat benar-benar dalam diri Ai Ling, hingga dibarengi tubuhnya yang menggelinjang-geliat, tanpa tersadar dari mulutnya kedengar suara, “Ooohhhhhh…”, yang panjang, meng ikuti penekanan penis Sudin pada kemaluannya. Ke-2 pahanya kelihatan melafalkanng dengan kuat. Rasakan ini, tanpa sia-siakan waktu Sudin langsung menekan habis rudalnya ke vagina Ai Ling dengan garang. “Aadduuuhh…, sakiittt…!”, kedengar Ai Ling menjerit saat rudal Sudin itu menerobos masuk ke lubang vagina Ai Ling. Selanjutnya Sudin selekasnya menggerakkan semaksimal mungkin hingga semua barang kepunyaannya ambles semuanya, sampai ke-2 pahanya yang hitam itu menekan secara ketat paha putih mulus Ai Ling yang terkangkang tersebut.

Memang ini bukanlah pertamanya kali Ai Ling ditiduri orang, karena saat sebelum kekasihnya keluar negeri, mereka sudap sebelumnya pernah melakukan sekali, namun penis Sudin ini lebih besar dan panjang dibanding penis kekasihnya, hingga saat penis Sudin menerobos masuk, walau kemaluan Ai Ling sudah benar-benar basah, namun tetap Ai Ling merasa pedih. Tanpa mengenali welas asih, Sudin mulai memaju-mundurkan bokongnya, hingga penisnya yang lebih besar itu, masuk keluar berkali-kali di dalam kemaluan Ai Ling. Sekalian lakukan itu dia berbicara, “Waahh, eenaak niih masih seret…!” Sementara ke-2 temannya masih tetap repot mengelus-elus dan meremas-remas payudara dan membelai-belai semua tubuh Ai Ling, sekalian tertawa-tawa dengar pengucapan Sudin.

Sementara itu kelihatan vagina Ai Ling memeras terima penekanan dan gesekan-gesekan dari penis Sudin yang lebih besar tersebut. “Waaah…, edan sempit betul niihhh, mimpi apa saya tadi malam”, kata Sudin. Sekalian terus meniduri Ai Ling dengan garang, Sudin berbicara kembali, “Hey non.., sedap sekali lhhhoo, betul-betul senang saya atas servicemu ini.., ha.., ha.., ha..!” Sekalian tertawa-tawa ia mengocak badan Ai Ling mati-matian. Sementara Ai Ling cuma dapat merintih-rintih dan menjerit-jerit. Suara jeritannya lama-lama semakin kurang kuat, ditukar oleh suara mendengus-dengus, “Oohh…, oohhh…, aadduhh…, aadduuhh…!”, dan tubuh Ai Ling mendadak melafalkanng dengan luar biasa hingga sisi pinggangnya tertekuk ke atas, ternyata tanpa bisa dicegahnya, Ai Ling alami orgasme dengan luar biasa, ada beberapa menit lama waktunya tubuhnya tersentak-sentak dan pada akhirnya Ai Ling terkulai dengan lemas dengan ke-2 kakinya terkangkang lebar. Betul-betul Ai Ling alami kepuasan yang luar biasa yang tidak terelak meskipun sebetulnya itu berlawanan dengan tekadnya, membuat pemikirannya terasanya melayang.

Cerita Lainnya:   Cerita Sex Bercinta dengan pembantu yang Hyper

Saat ini Sudin menggenggam ke-2 pinggul Ai Ling dan menariknya keatas, hingga bokong Ai Ling tidak berada di kasur kembali. Dengan posisi ini Sudin dengan bebas menanamkan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluan Ai Ling tanpa rintangan. Sekalian bokongnya dimajumundurkan, sesekali Sudin menekan bokong Ai Ling rapat-rapat ke badannya dan memutar-mutar pinggul Ai Ling, hingga kemaluan Ai Ling mengocak-ngocok penis Sudin yang tenggelam habis didalamnya. Kelihatan jika badan Ai Ling menggelinjang-geliat dan bergerak meng ikuti pergerakan Sudin. Dan karena sangat kerasnya dorongan bokong Sudin menekan pinggul Ai Ling, ke-2 payudara Ai Ling meng ikuti goyangan itu secara bergerak berputar. Sementara mulut Ai Ling mendesah setiap Sudin menekan penisnya dalam-dalam ke lubang kemaluannya. “He.., he.., he.., pada akhirnya lo kalah yaa? Jika tidak begini kan kamu tidak tahu nikmatnya yang sebetulnya!” kata Sudin tanpa berusaha hentikan aktivitasnya. Ke-2 rekan Sudin melihat hal itu sekalian tertawa-tawa. “Saksikan susunya berputar”, ucapnya. Selanjutnya pada akhirnya mereka melepaskan bajunya masing-masing hingga pada akhirnya ke-4 orang di tempat tidur itu semua telanjang bundar. Badan Ai Ling yang putih mulus itu terlihat kontras dengan badan hitam ke-3 lelaki yang menggumulinya.

Sementara Sudin nikmati kemaluan Ai Ling sekalian meremas-remas ke-2 payudaranya, yang lain ikut juga menggesek-gesekkan penisnya dalam tubuh Ai Ling. Bahkan juga salah seorang salah satunya masukkan penisnya ke dalam mulut Ai Ling, memaksakan Ai Ling untuk lakukan oral seks. Di saat yang bersama, Sudin memerintah Ai Ling untuk lakukan pijit ala-ala Thai yakni memijat dengan ke-2 payudaranya. Ai Ling yang sudah kalah dan pasrah itu, cuma dapat mengikuti tekadnya dengan menekan dan menggesek-gesek susunya ke semua badan Sudin. Sekalian ketawa senang Sudin berbicara, “Wah, baru ini kali saya merasakan dipijat sama susu amoy. Rasanya lebih sedap dibanding di Kramat Tunggak”. Selang beberapa saat Sudin alami ejakulasi dan menumpahkan semua spermanya ke vagina Ai Ling. Terlihat dia tersengal-sengal. Kemudian gantian rekanan Sudin satunya, Jo yang rasakan vagina Ai Ling. Sebelumnya dia melakukan dalam posisi Ai Ling terduduk lantas dalam posisi doggy model. Sekalian melakukan dia menepuk-nepuk payudara Ai Ling yang bergerak. Sementara dia lakukan itu, rekan satunya yang memiliki rambut Gondrong ada di depan Ai Ling, memaksakan untuk masukkan penisnya ke mulut Ai Ling, hingga pada akhirnya Ai Ling mau tak mau mengulum penisnya. Goyangan orang yang ada di belakang gerakkan semua badan Ai Ling hingga sang Gondrong di muka menjadi merem terbuka nikmat karena penisnya dikocak oleh mulut Ai Ling.

Selang sebentar mereka ganti posisi, sang Gondrong yang awalnya dikulum saat ini ganti nikmati vagina Ai Ling sementara Jo dikulum penisnya. Kemudian dia berdiri dan memerintah Ai Ling untuk berlutut di depannya dan masukkan penisnya ke mulut Ai Ling. Ai Ling diperintah mengulum dan menjilat-jilati penisnya seakan-akan seperti permen lolipop. Saat Ai Ling melakukan, dia berkacak pinggang dan tertawa-tawa. Sementara itu sang Gondrong asyik meraba-raba dan menggesek-gesek klitoris dan bibir vagina Ai Ling, hingga ini membuat tubuh Ai Ling menggeliat-gelinjang dan dari mulutnya yang mampet penis Jo, kedengar erangan ketahan, “Eehhmm…, eehhhmmm..”, kemudian ke-2 tangan Jo yang sebelumnya berkacak pinggang, mulai meremas-remas buah dada Ai Ling yang bergantung bebas tersebut. Sesudah senang dengan permainan itu, selanjutnya mereka menelentangkan Ai Ling di atas tempat tidur dan lelaki yang Gondrong menggesek-gesekkan penisnya ke buah dada Ai Ling dan ia menempati dada Ai Ling dan menjepitkan penisnya antara ke-2 gundukan daging kenyal itu, sekalian menggerakkan bokongnya mundur-maju, hingga penisnya menggesek-gesek antara ke-2 gundukan buah dada Ai Ling itu.

Selanjutnya mereka ganti posisi kembali. Ini kali gantian sang Gondrong yang masukkan penisnya ke vagina Ai Ling. Dia melakukan pada Ai Ling yang dalam sikap tidur miring. Sementara itu Jo bertimpuh di muka muka Ai Ling dan kembali lagi masukkan penisnya ke mulut Ai Ling. Selanjutnya mengganti Jo yang masukkan barangnya ke kemaluan Ai Ling. Di saat akan ejakulasi, dia keluarkan penisnya dan memuncratkan air maninya di payudara Ai Ling. Sang Gondrong berbicara, “Eh, sialan lu walau sebenarnya gua ingin ngemut susunya. Eh lu semprot dengan peju lu”. Dengar itu, mereka pada ketawa. Kemudian Jo ‘meratakan’ spermanya ke semua sisi dada Ai Ling, hingga badan Ai Ling jadi basah mengkilat oleh spemanya. Pada akhirnya kembali sang Gondrong yang nikmati Ai Ling. Dia melakukan dalam sikap duduk sementara Ai Ling terlentang di depannya. Dia melebarkan ke-2 paha Ai Ling lebar-lebar dan memegang pinggulnya sementara dia masukkan penisnya ke kemaluan Ai Ling. Kemudian dia masukkan penisnya ke dalam mulut Ai Ling yang duduk di depannya. Di saat akan ejakulasi, dia menyemprot air maninya ke muka dan rambut Ai Ling dan melapnya ke semua sisi muka Ai Ling. Selanjutnya dia memerintah Ai Ling untuk menjilat-jilati tersisa sperma di tangkai penisnya sampai bersih.

Kemudian kembali Sudin minta Ai Ling mengulum penisnya sampai dia alami ejakulasi ke-2 . Di saat ejakulasi, dia menumpahkan semua spermanya dalam mulut Ai Ling, hingga Ai Ling mau tak mau menelan semua sperma yang dikeluarkannya. Kemudian Sudin memerintah Ai Ling menjilat-jilati tersisa sperma di penisnya sampai licin mengkilap. Dengan begitu karena itu pada akhirnya puaslah telah ke-3 lelaki bobrok itu nikmati badan mulus Ai Ling. Sekalian tertawa-tawa sang Gondrong berbicara, “Kita senang dech ini hari. Kamu memang bisa memberikan kepuasan lelaki. Kami semua suka dapat nikmati kamu”, “Kamu tentu saja senang khan rasakan enaknya kontol-kontol kami. Bagaimana rasanya, sedap khan dicicipi oleh supir dan tukang ojek..!”, kata Sudin. “Edan nih cewek. Cakep-cakep begini rupanya sukai nenggak peju”, timpal Jo. Mereka ketawa dengar pengucapan Jo. “Mari ah kita cabut. Kita sudah senang nih. Terima kasih ya atas beberapa barangnya dan ‘bonus istimewanya'”, kata Sudin. Sesudah senang pada akhirnya mereka bawa beberapa barang jarahannya dan tinggalkan Ai Ling pada kondisi lemas dan telanjang bundar dan menangis tersedu-sedu.

Masih kelihatan sisa cairan air mani belepotan di seprei. Semenjak waktu itu Sudin dan teman-temannya lenyap dari wilayah tersebut. Untunglah Ai Ling orangnya cukup tabah. Sesudah jalani therapy sama dokter pakar, Ai Ling pada akhirnya secara perlahan dapat pulih dan bisa lupakan kejadian ironis tersebut. Sesudah cuti setahun Ai Ling meneruskan kuliahnya kembali. Dia bisa berkawan dengan beberapa temannya seperti sebelumnya. Hal yang paling memberikan keuntungan ialah Ai Ling tidak hamil oleh kejadian tersebut. Meskipun satu perihal yang tidak bisa dipungkiri kembali ialah jika Ai Ling sebelumnya pernah disetubuhi, ini kami rahasiakan, cuma keluarga paling dekat kami yang ketahuinya.

Category: CERITA SEX
cersex ibu ibu cersex bibi cersex pijat cersex santri cersex ibu selingkuh cersex ibu binal