Semua cowok tentu memerhatikan itu, ditambah dengan mukanya yang cukup manis, bibir manis tipis, uhh.. Rasanya ingin nyicip dan saya kecup bibirnya, awalnya bersahabat sama dia sich biasa, tidak ada rasa sukai atau apalah, tetapi diakhir-akhir saat kuliah entahlah mengapa jika simak pacar, bawaanya gairah terus ia kelihatan elok banged mungkin perkembangan jaman kali ya, banyak langkah perawatan..
Foto Pemain Bokep – Nach saat ini Entahlah kenapa, ingin rasanya dapat nikmati tubunya itu, ow ya ampe lupa tidak kenalin namanya, namanya Anindya biasa di panggil Anin.
Sesuatu hari saat berlibur semester, saya sebelumnya pernah ajak ia untuk berenang bersama, IYKWIM lah mengapa saya ngajak ia renang “nin,esok ada acara tidak? Renang yok? Ajarin saya” tanyaku ke ia,trus ia jawab “bisa, jam berapakah?”.. “Pagi saja, kalau siang ramai, esok saya jemput”.. Trus ia katakan “oke, tetapi jemput princess yak?hehe” , “oke, siap tuan putri” jawabku sekalian merunduk seperti bawahan ke majikan.. Haha..
Keesokannya seperti umumnya, pagi hari ini cantik. Langit tetap kelabu. Udara sekitaran berasa dingin sentuh kulit. Burung-burung kedengar ria menyanyi. Kicauannya temani aktivitas manusia pada pagi tersebut. Saya prepare buat pergi berenang sama Anin. sesudah semua siap saya jemput ia dirumahnya trus langsung ke pemandian tujuan kami..
Sesampainya pada tempat renang kami ganti baju di dalam kamar mandi dipemandian itu, tetapi sayang tidak 1 ruangan, hehe. Tetapi berdekatan sich. kebenaran pintu kamar mandi itu cuma hanya tutup sampai kepala, menjadi masih tetap ada ruangan diatasnya hingga automatis dapat disaksikan, haha.. Tetapi sebagai cowok sejati tidak ingin lah intipin ia (walau sebenarnya dalam hati sudah niat banged)haha, nanti kalau kedapatan blum apapun pacar geram trus pergi, haha..
Saya menantinya usai dimuka ruangan mengganti, wow pacar keluar dengan kaos pendek dan celana hot pant super ketat, hingga menampakan garis (you know lah)
“wow, seksi sangat”
“Halah, komentar begitu tetapi suka ” jawabannya dengan suara mengejek.
“Ya sudah yok buruan, terburu ramai kolamnya”
Kami berdua segera masuk kolam, sesudah masuk saya biarin ia berenang dahulu sekalian saya lihat-lihat sesudah beberapa saat, gua naik dahulu, sekalian tunggu pacar berenang sesukanya,
“Nin, habis ini ajarin saya renang!” Teriak saya ke ia, habisnya hanya simak ia renang semakin lama bosen ..
“Naik dahulu sini, nanti lelah tidak menjadi ngajarin saya kembali!”
“Oke, siap bos, hahaa” jawabannya. Dan saat pacar naik saya melongo liatin ia, pakaiannya dan celananya nyeplak hingga menunjukkan lekuk badan yang didambakan beberapa pria.. Seandainya dapat saya remes tu nenen, batin saya dalam hati sekalian bayangin..
“Woy!! Liatin apa lu?” Teriakannya membubarkan lamunanku,
“eh, eng… Eng. tidak kok hehe” jawabku sekalian terbata-bata..
Sesudah usai istirahat kami juga masuk kolam kembali buat saya dilatih dengannya, haha.. Skip saja ya latihannya, hanya latihan biasa masalahnya..
Sesudah usai latihan kami juga naik buat ngeringin tubuh, tetapi saat ia berusaha naik, pacar terpleset dan tidak menyengaja ngebentur suatu hal hingga tidak sadarkan diri masuk ke dalam kolam. saya berusaha angkat ia dari kolam ke arah tempat kering.. Langsung saya pencet perutnya agar airnya keluar, tetapi tidak menyengaja dadanya yang saya sentuh, bukanlah nolongin ia, saya justru coba buat raba-raba payudaranya, lalu saya sadar, aduh mengapa otak cabul keluar saat semacam ini, batin saya dalam hati.. Saya berusaha keluarin air dalam perutnya, Sebentar air di dalam perutnya keluar, tp pacar belum sadar ..
“Aduh, buk bagaimana nih?” Bertanya saya ke ibu-ibu yang punyai warung disitu.
“Aduh mas, bagaimana ya?” jawab ibu tersebut..
“Yaelah, justru kembali tanya, ada minyak kayu putih tidak bu?”
“Ada mas, bentar saya carikan, nantikan ya mas” ibu itu lari kerumahnya buat mengambil minyak kayu putih.. “Cepat buk!!” Perintah saya..
Sekalian menanti ibu itu tiba saya pandangin semua badan Anin, dari ujungnya kaki sampai kedada, eh kepala tujuannya, kakinya yang jenjang ditambahkan celana dan pakaian ketatnya yang menunjukkan lekuk badan seperti gitar spanyol. “kapan ya saya bias nikmati semua badanmu nin?” batin saya dalam hati, trus bukanya berusaha nolongin ia justru saya bayangin dapat cium bibirnya trus kebawah saya jilat lehernya lantas turun kembali kebawah hirup putingnya yang tetap kuat sekalian saya remes payudara satunya, ahhhhhh… Lalu…
“ini mas, ada balsam”. byarrrrr, suara ibu itu membubarkan lamunanku
“Ah sang Ibu ngaggetin saja!”
“Lha mas nya bukanlah nolongin justru bengong”
“Namanya kembali kebingungan, Ya sudah buk, gpp, sini balsemnya!” Saya deketin ke hidungnya masih tidak sadar ,
“kasih napas bikinan saja mas!” Anjuran ibu tersebut. Ow iya mengapa tidak dari barusan saya kasih napas bikinan, peluang nih dapat mewujudkan lamunan saya barusan, hehe, batin saya..
Saya coba perlahan-lahan kasih napas bikinan, kusaksikan bibirnya yang tipis, manis itu seolah megundang ingin dilumat, napasnya yang hangat mulai menghembus ke mukaku, bibir bertemu bibir mulai dekat… “PLAAAAAK” pukulan landing dipipiku..
“Ingin ngapain kamu?” dengan raut muka geram.
“Jangan geram, saya dapat jelaskan” saya berusaha meminta buat ngejelasin kedia.
Selanjutnya ibu yang punyai warung yang awalannya cuma melongo, sekarang turut menolong menerangkan ke anin kalau yang ia saksikan tidak sama yang ia saksikan, walau sebenarnya batin saya tidak berbicara begitu, Sial.. apes… Sesudah Anin dengar keterangan ibu itulah meminta maaf saya
“maaf ya, saya tidak tahu kalau kamu barusan tujuannya ingin nolongin saya, maaf ya? ”
“Iya gpp, saya maafkan” datang ia dekap saya. Alamaakkkk mimpi ape saya semalem, reflek tangan saya melingkar di pinggangnya saya dekap kembali, saya dekap kuat dan dapat saya rasain payudaranya yang melekat didadaku, saya cium lehernya walaupun berbau balsam turut berasa..
Selanjutnya ia berusaha melepaskan dekapannya “maaf tidak menyengaja, reflek” ucapnya sekalian tersipu malu. “Gpp kok, dekap kembali donk” pinta saya.. “JTAKKKKK” bukanlah dekapan justru kepala saya dijitak.
“Ya sudah yok bersih bersih dahulu, mandi trus saya anter pulang ya, agar lu dapat istirahat” ajakku ke ia. “Iya, saya pusing nih”
Kami juga segera ke kamar mandi, menyaksikan Anin yang pakaiannya masih basah dan menunjukkan lekuk badannya entahlah mengapa saya menjadi berpikir yang tidak enggak, adik kecil saya berasa ingin naik, tp sedapat mungkin saya tahan, sesampai di dalam kamar mandi ia masuk trus saya menyengaja masuk dikamar mandi sampingnya, selanjutnya saya bergurauin ia
“saya lihat ya! Kelihatan loh kalau saya nengok ke atas”
“Ih, apaan sich, jangan macem macem ya, nanti saya tabok kembali loh”
Kemudian saya sadar saya membawa ponsel yang turut kebawa di kantong celana mengganti saya,
“wih, ponsel saya kebawa nih, peluang buat saya rekam, siapa tahu akan bermanfaat masa datang, ini adik tidak dapat dibawa sepakat, bodo sangatlah sekalinya kelak kedapatan dengannya, kalau juga benar kedapatan saya setubuhi sang Anin mumpung sepi ” batin saya. Tanpa setahu ia, saya lihat di atas, Anin mulai buka kaos ketatnya dan saya benar-benar gemeteran menyaksikan badan sintal Anin, kelihatan BH Anin yang warna hitam berenda dan perlahan-lahan melepas celana renangnya dan wow ia pakai CD warna poin, warna kulitnya menjadi kelihatan kontras dengan perut putihnya dan paha mulusnya, ia mulai melepaskan kait BHnya oooohhhhhh selanjutnya menjuntai secara cantik dua bukit kembar punya Anin yang ukuran memang tidak besar tetapi berasa padat dan kenyal membuatku makin bergairah, adik kecilku mulai naik menekan-nekan celana dalamku, saya makin berdebar-debar saat ia melepaska celana dalamnya, ahhhhh… njiiiirrr mulus banged punyai Anin, bersih tanpa bulu, tetap kelihatan sempit, karena mungkin masih perawan, hehe, karena takut kedapatan saya turun kembali untuk ambil napas sesaat buat siram-siram air, agar Anin tidak berprasangka buruk.
“Nin? Sudah usai belom?”
“Belom, emangnya mengapa?”
“gpp, tanya doang” basa basi gan, perlahan-lahan saya coba naik kembali terus saya rekam tanpa setahu ia cocok saya rekam kembali ia pejamkan mata saat mandi, yah namanya kembali kramas, takut pedes dimata kali ya, ia coba raih sabun lantas mulai meremas-remas payudaranya, sekalian saya rekam saya kocok adik saya, ahh, gilak benar-benar manteb nih sang Anin yang saat ini, berbeda tidak kaya yang dahulu.
Hati kecil saya seolah bicara “sudah, sikat saja, ngapain Hanya ngintip doang, rugi!” tanpa saya ketahui ia mulai menyirami kembali buat bersihkan sampo di rambutnya, sekencang kilat saya turun agar tidak kedapatan, yang penting dpt rekamannya, “wah edan nih, saya setubuhi sekaligus tidak ya? Kalau saya setubuhi saat ini, ortunya tahu, pacar pergi bersama saya, ahhh, bodo sangat itu masalah terakhir” pikiran kotor guepun mulai berlaga.. Selanjutnya “Krieeeeeekkkkkkk”suara pintu terbuka lalu…..
“Krieeeeeekkkkkkk” suara pintu terbuka lantas saya lihat keluar rupanya ada orang yang masuk, ia lelaki mungkin umur sekitaran 50th keatas, tubuhnya tidak begitu tinggi perut buncit, kulit coklat, kumis tebal, gantenggnya sich kaya preman, ada tattoo banyak pula, mungkin tattoo ini sich yang membuat kaya preman, ya meskipun tidak semuanya orang bertato itu preman.
“Huhh, gangguin saja tu orang, tidak tahu orang kembali repot ngintip apa?!” gerutu saya. “lanjut ahh” saya kembali coba ngintip sang Anin, dan rupanya ia mau usai mandi, Anin telah berbalut handuk, tetapi handuk yang ia gunakan benar-benar kecil dan tidak sanggup melilit semua badannya, kelihatan belahan cantik payudaranya ditambahkan lagi handuk sisi bawah yang cuma tutup sekitaran 10 cm kebawah dari vagina Anin, hingga paha putih nya kelihatan terang, pandangan saya tidak terlepas dari badan Anin
“Ahh, apes sudah tertutup juga bisa membuat sange nih” gumam saya dalam hati, karena sudah tidak tahan kembali, pikiran kotor saya capai pucuknya, sang otong sudah tidak tahan saksikan bodi Anin, saya juga ngotot keluar dan coba masuk ke dalam kamar mandi pacar, saya langsung dorong pintu cukup kuat karena pintu disitu hanya disangkutkan paku menjadi gampang untuk dibuka, Anin juga terkejut dan tanpa menghabiskan waktu saya mengambil langkah masuk dan kuterjang ia dari belakang dan kutarik terus kurapatkan mengarah pintu sekalian kututup pintu tersebut.
Itil V3
“Hakkkh!!!” suara itu keluar mulutnya,
“Ahhh, Babe… lepppassiiimmmppp!!!” belum usai ia teriak, saya peluk mulutnya dengan tangan kanan ku dan tangan kiriku menggenggam perutnya yang langsing tersebut.
Perlahan-lahan saya bisikin ke telinga ia “Nin, dengarkan saya, diujung kamar mandi sana ada pria gantengg ganas, mungkin preman sini, kalau kamu teriak kamu percaya ia ingin nolongin kamu?” Ancamku ke ia, batinku untung ada juga orang kaya bapak barusan. Anin juga terteguh dengar ancamanku. Perlahan-lahan saya lepas pelukan tangan saya.
“Tetapi mengapa semacam ini? mengapa kamu lakukan ini?” Tanyanya sekalian teteskan air mata.
“mengapa? apa harus saya jawab? tiap melihatmu saya selalu membayangkan kamu telanjang Nin” jawabku sambil mecumbu leher dan tengkuk Anin. “saya selalu ingin dapat menyentuhmu sayang”
“Ahhhh… Jangan, kumohon lepasin! Kita ini teman dekat, jangan kerjakan hal ini!” desah Anin coba melepaskan dekapanku.
“Memang karena kita teman dekat, tetapi saya tidak mau sekedar hanya teman dekat, saya ingin lebih hingga kita dapat bermain bersama semacam ini, cicipi saja Nin!” Saya mulai meraba-raba tangannya yang putih dan mulus.
“Lembut banged tangan kamu nin, kerap perawatan ya? ahh, wewangian badan kamu harum” saya cumbu tengkuk lehernya sekalian saya hisap wewangian badannya.
Perlahan-lahan tangan kiri saya naik ke payudara kirinya yang tetap terbungkus handuk, saya remas perlahan-lahan. Anin coba meredam tanganku, tetapi sia-sia karena gairah saya menaklukkan itu semua.
“Pada akhirnya saya dapat meraih dan meremas payudaramu sesuka hatiku Nin, meskipun tidak terlampau besar tetapi tetep kenyal nin”
“Ahhhh.. pleeasseee… stop!” sebut Anin mulai kegelian payudaranya saya pegang
“Saya tidak akan stop nin sampai saya senang” saya terus remas payudaranya
Anin coba menarik telapak tangan saya yang tetap meremas payudaranya. Bukanya lepas saya justru lebih kencang pegang payudara Anin. Ia terus meronta-ronta menggeser pinggulnya, hal tersebut justru membuat penis saya bersinggungan dengan pantat bulatnya, yah walaupun tetap terhambat handuk.
Selanjutnya saya kembali badannya, “Be sudah… jangan dilanjutin kembali!” keluh Anin dengan muka memelas minta saya mengakhiri permainan saya. Bersama dengan permintaanya saya langsung menjilat-jilati dan mencumbui leher Anin sekalian ke-2 tangan saya meremas ke-2 bongkahan bokongnya. Walaupun telah saya peluk sebegitu rupa Anin tetap berusaha melepaskan dekapan saya.
“Ahhhh, sudah be saya minta stop!!” Saya juga hentikan tindakan saya, trus saya lihat mukanya yang manis dan imut, tidak kuat dengan bibir minimnya, tanpa berpikir panjang saya dekatkan kepalanya dengan ke-2 tangan secara langsung saya lumat bibirnya, “mmmmpphhh… mmmpphhhhhhh…” Anin berusaha tutup mulutnya. Tidak tinggal diam saya ambil handuk yang tetap melekat sejak dari barusan.. Sreeeeeetttt… Anin juga langsung terkejut, saya lantas coba masukkan lidah saya, kumainkan lidahku di dalam mulutnya.. “mmmppphhh..” cuma itu yang dapat terkata dimulutnya. Ah pada akhirnya saya dapat rasakan bibir Anin, ranum, halus, rasanya tu basah-basah bagaimana begitu, lebih sedap dari permen Yup* dasarnya, hehe.
Kutahan kepalanya dengan tangan kananku, kupeluk dan saya seka punggung lembutnya dengan tangan kiriku dan tidak lepas bongkahan bokongnya saya remas.
Penjelajahanku tidak cuma sampai bibir seksinya, saya eksplore kebawah di bongkahan dadanya, saya lelepkan semua muka saya ditengah-tengah payudaranya, terasanya melekat di matras yang empuk dan halus, kemudian langsung saya caplok payudara kirinya, saya hirup putingnya tetap warna merah muda sekalian tangan kanan saya memilin putting kanannya. “eerrrghhh….. oghhhhh!!!” desahannya cuma membuat gairah saya naik terus.
“Ohh Anin, tetek kamu halus banged sich”
“eeeeemmmmmm…. eeemmmm…. nyooommmmpppp…. emmmhhh… sruuuppppttt… sruppttt” Saya terus eksplore ke-2 payudaranya, hisapan untuk hisapan, jilatan untuk jilatan tidak berhenti-hentinya saya kerjakan.
“Ahhhhh, sudahh hentikannn!!” erangnya mungkin karena berasa sakit, ya bagaimana tidak sakit, orang saya gigit sedikit itu putting susunya.
Sesudah senang dengan payudaranya saya naik kembali buat nyium bibirya, habisnya sedap sich, saya emut bibir sisi atas bawah berganti-gantian.
“nin, keluarin lidah kamu atau saya panggil bapak itu buat bantuin saya cicipin badanmu!” awalannya sich Anin ingin nolak tetapi dengan teror saya ia mulai luluh sekalian netesin air mata, perlahan-lahan ia julurin lidahnya, sesudah langsung keluar saya sikat “Slruuuurrrppphhhh” “mppphhhhhh” desahnya. Tangan kanan saya turun buat sentuh memeknya yang bersih bening seperti tanpa kaca, eh tujuan saya bersih tanpa bulu, heheh, dan saat jemari saya mulai sentuh lubang kewanitaaanya ia coba mengundurkan pinggulnya dan menepiskan tangan saya, tentu saja langsung saya tahan dengan tangan kiri saya, saya trus raba-raba, saya coba penetratif memeknya dengan jari-jari saya.
“hegkhhh” cuma itu yang keluar mulut anin, kelihatannya terkejut dengan tindakanku.
“Ahhh, rupanya anget banged memekmu nin, masih sempit .. ooohhhh” sekalian saya keluar masukkan ke-2 jemari saya
“Hyaaaakkkkkkkk, jangan dimasukin disana akhhhh” jerit Anin sekalian tutup mulutnya sendiri, ia takut kalau Bapak tadi denger.
“Katakan saja nikmat sayangkuuuuuhhh” ledek saya sekalian saya lihat muka melas dan pasrahnya.
“Aaahh, sakittt….” saya maju terus undurkan jemari saya dikemaluan Anin tidak lupa saya sosor bibirnya agar tidak teriak.
“mmppphhhh…mppphhhhh…mmmpphh” dan pada akhirnya Anin mulai orgasme pertama kalinya, banjir memeknya membasahi jari-jari saya. Tubuh Anin menggeliat dan coba rapatkan selangkangannya.
Makin mengganas-gila saya turun dan dekatkan muka saya ke memeknya “Ohhh Shiiiittt, sama seperti yang saya pikirkan sejauh ini, selainnya kulit, memek kamu juag kerap dirawat ya Aninku sayang? hahah” tawa yang penuh makna kemenangan.
Saya langsung tujukan kepala saya dan bibir saya mengarah kemaluannya, saya ciumin harumnya vagina anin untuk sesaat “hhmmmm, wangi banged” lantas perlahan-lahan lidah saya julurkan untuk menjilat-jilati memek Anin. Nikmat bukan bermain yang saya merasai saat ini, sekalian saya nengok ke atas buat saksikan gestur Anin, eh rupanya ia merem terbuka begitu dan ditambahkan lagi tangannya justru jambakin rambut saya.
“Aaaahhhh Babeee uhhhhhh” desah Anin saat saya jilatin pinggir-pinggir vagina Anin dan coba menjilat masuk ke kemaluannya.
“Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp..”
“Ahhh, cukup be, cukup, saya tidak mampu begini teruss” keluhnya mungkin karena ini orgasme pertama ia.
“Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp.. Slruuuppphhhh… sllrruuuuupppp..” tanpa saya hiraukan saya terus lanjutin tindakan saya.
Sesudah senang saya jilatin memek Anin saya langsung nyosor ke bibirnya sekalian menggesekan penis gua di muka memeknya “Nin saya dah tidak kuat, saya masukkan saat ini!” sebentar saat sebelum saya masukkan Anin langsung menggerakkan saya “Tidak mau, saya tidak ingin saat depanku remuk kaya begini, please, saat ini apapun itu saya kerjakan asal tidak kamu masukkan punyamu ke punyaku!” Pintanya dengan penuh berharap yang diwarnai air mata yang berlinang dipipinya
Saya berpikiran kasihan sang Anin, demikian kelihatan kesedihannya yang dalam hidungnya sampai merah isak tangis yang tidak stop, sebejat-bejatnya saya, saya masih mempunyai hati.
“Oke, saya patuhin ingin kamu nin, saya masih mempunyai hati, percaya kamu ingin lakukan apapun itu?”
“iya apapun itu tetapi jangan kamu masukkan!” jawabannya dengan muka sedikit lega
“oke, ada dua hal yang harus kamu kerjakan!”
“emangg apa yang harus kulakukan?” tanyanya harap-harap kuatir
“pertama, kalau kamu tidak ingin penis ku masuk ke dalam saat memekmu, saat ini kamu harus sepongin adik kecilku, karena telah telanjur nanggung tidak untuk dilanjutin!”
tanpa menanti jawabnya saya langsung menekan badan Anin kebawah, saya gesekin penis saya ke bibir imutnya “mmppphhhh” ia coba menghindari wajahnya dari juniorku.
“mengapa? ucapnya apapun itu? atau kamu ingin saya masukkan ke memekmu Nin?” mengancam saya dengan tegas.
“jangan, iya oke saya kerjakan” secara berat hati Anin coba mengusung muka dan buka matanya, ia kaget karena menyaksikan penis saya telah tegak dengan keras dan kelihatan semakin lebih besar, perang batin yang dirasa Anin dapat saya merasai, haha..
“Anin sayang, membuka bibirnya, akkk!” sekalian saya gesek-gesakin ujung penis saya di bibirnya. Anin coba buka bibir tipis manisnya, sesudah mulut imutnya terbuka saya langsung masukkan perlahan-lahan, mulai kumaju undurkan perlahan-lahan menyikat mulut Anin, karena takut ia lepasin mulutnya dari sang junior, saya pegang kepala Anin dengan ke-2 tangan. “mmmmphh… mpphhh” kedengar seperti lenguhan.
“Ahhh.. Ahhh… bibir kamu sedap banged nin, bibir atas saja kaya begini, bagaimana bibir bawahnya? menjadi ingin coba , haha”. Degggg saat itu juga gerakan anin termenung seolah tidak yakin pada sesuatu yang dia dengar baru saja.
“Eh nin, mengapa diem? jangan takut, yang baru saja saya bergurau, lanjutin cepat, hirup kalau perlu” perlahan-lahan tetapi tentu Anin mulai menggerakkan kepalanya mundur-maju, hisapan Anin mulai berasa dan membuatku mabok kepayang, kadangkala penisku berasa bersinggungan dengan lidahnya.
“ughukk.. hukk..hukk” suara Anin terbatuk-batuk karena tingkah saya yang terlampau kencang nyodok mulutnya.
“eh sorry Nin, kekencengan ya? habisnya mulut kamu nikmat banged, haha”
“eh nin, saat ini kocokin penis saya pakai tanganmu, agar cepat keluarnya!” pinta saya ke ia karena kelihatan Anin kerepotan memakai mulutnya. Diapun dengan perlahan tetapi tentu ngocokin penis saya, karena tidak tahan dengan servis handjob Anin, saya ambil ia terus saya balikkan tubuhnya langsung saya coba penetratif dari lubang belakang.
“Akkkhh, Babe apa yang kamu kerjakan, kamu telah janji kalau tidak akan dimasukin” tanyanya seolah tidak yakin atas apa yang saya kerjakan padanya.
“iya memang tetapi kan ini bukanlah dari lubang memekmu, telah diam dan cicipi!”
Saat sebelum saya masukkan, saya gesek-gesekin di belahan bokongnya, tetapi karena telah telanjur tegang dan keras tanpa berpikir panjang saya gunakan style doggy model dengan Anin, ia berusaha meronta-ronta, tetapi Karena tenaga saya labih besar, saya pegang erat-erat pinggulnya dan pada akhirnya
“Blessss” Hal tersebut membuat Anin merasa benar-benar kesakitan “Ahhhh, sakit”
“Ahhh, enaknya bukan bermain Nin lubang bokongmu” saya goyangkan penis saya dalam bokong Anin, Plookk..Plokk..plokk.. suara yang kedengar saat bertubrukan dengan ke-2 bongkahan bokongnya yang sekal.
“Ahhh..hhhh.hhh.. uhhh.. ohhhh.. hee..eeenn..tiiiii..kkkaaaaa, tooooo…llloooooggg… sakiiittt.. beee…!” Penolakan-penolakn terus keluar bibir Anin, tetapi saya tidak mempedulikannya. Saya pompa terus sekalian saya tampar-tampar bokong Anin. sampai merah
Saat telah lancar, saya ambil tubuhnya agar berdiri membelakangi saya terus saya remas ke-2 payudaranya, Plokkk.. Ploookkk… Plookkk… Saya terus hentakan penis saya di dalam lubang bokongnya
“Lubang bokong kamu sempit banged sich nin… aacccchhhh,, mmmppphhh” rancau saya tidak karuan karena sempit banged.
“Shhhh.. akkhhhh. akkhhhh… akkhhhh” ini kali Anin tidak dapat meredam kembali desahannya. Muka Anin yang membelakangi saya kelihatan menarik, air mata yang sejak dari barusan menghias pipinya sudah tidak Terlihat kembali karena telah terkuras habis
Ke-2 tangan Anin yang bertumpu pada dinding untuk meredam badannya, saya pakai kesempatan kali ini buat terus remes toketnya dari belakang gunakan tangan kanan saya, dan tangan kiri saya buat pegang kepalanya agar dapat noleh kebelakang terus saya ciumin dan saya lumat bibirnya, lumayan lama saya sikat terus dari belakang, pada kondisi melumat bibir Anin saya tusukkan penis saya dalam-dalam, lantas saya lepas lumatan saya
“Nin, akkk..kuuu.. maa… uuuu.. kee…luuu.aaarrr”
“tid..daaakk.. jang..ngaannn.. dii..daa.laammm, taa..rriikk.. kee..lluuu…arrr…” tolak Anin dengan suara mendesah.
Saya makin tidak karuan menggoyahkan pinggul saya “Plokkk.. Ploookkk… Plookkk…” cuma suara itu yang kedengar dibilik kamar mandi kecil itu dan pada akhirnya sikatan paling akhir dibarengi semburan magma saya yang akhiri permainan ini. Saya biarkan sesaat penis saya di lubang bokong Anin, “Ahhhhhh….” rasa senang bersatu nikmat yang sebelumnya pernah saya merasai, perlahan-lahan saya cabut lantas saya kembali tubuhnya trus saya dekap sekalian saya bisikin “Nin, kamu peringatkan barusan baru satu persyaratan, dan masih tetap ada satu perihal kembali supaya saya tidak menghancurkan keperawannanmu barusan??”
Saat itu juga Anin sadar dan baru ingat kalau ada dua hal yang harus dilaksanakan, dan masih tetap ada satu perihal yang belum sempat ia kenali apa yang perlu ia kerjakan agar dapat jaga keperawanannya.
“hik.. hikss.. tetapi ?!” Anin merasa sudah saya bohongin karena saya tetep pompa ia, meskipun dari belakang.
“oke tidak jadi masalah kalau kamu tidak ingin, bermakna kamu sepakat kalau rekaman ini saya sebarkan dan memek kamu saya sikat saat ini” dengan sikap saat bodoh saya ambil tubuhnya dan saya tujukan kepala penis saya dimuka vagina Anin.
Deggggg. “Ahh, nggak… jangannn!!” Langsung Anin juga tidak yakin atas apa yang saya kerjakan, “kamu benar-benar jahat be” Hati campur baur yang anin merasai di antara rasa sedih, geram, tidak suka ke saya.
“hahah, terserah kamu ingin katakan apa, yang pasti ini” sekalian saya sodorin ponsel saya di depan wajahnya dan ditambahkan gesekan-gesakan kecil di mulut memeknya.
Pada akhirannya secara berat hati Anin juga menyetujui keinginan saya “oke, saya patuhin tetapi kemudian hapus video rekaman itu”
“oke, tidak masalah sayangku” saya capai kepalanya trus saya lumat kembali bibirnya.
Cuma berlalu waktu sekitaran 5 detik ia dorong saya dan menanyakan
“lantas apa yang harus saya lakukan?”
“saya ingin kamu membawa teman dekat cewe kamu yang namanya Pip*t supaya bisa bermalam di villa yang akan saya siapin, bekasnya saya yang urus”
“hah? apa yang kamu akan kerjakan denganya? begitu kagetnya Anin atas syarat saya.
“Tidak perlu banyak tanya, patuhin saja, kalau tidak..” belum usai saya berbicara, Anin menyetujui keinginan saya.
“oke!! baik saya tahu!” Hati Anin mulai tidak sedap, ia berpikir apa yang hendak saya kerjakan pada salah satunya teman bagusnya tersebut..