Panggil saja nama saya Johan, dan saya akan bercerita cerita riil yang terjadi dalam diri saya saat saya tetap berusia sekitaran 13 tahun saat keluarga kami ada di Palembang. Di saat tersebut saya pertama kalinya alami “Pengalaman” gituan dan dengan seorang wanita yang lebih tua.
Foto Pemain Bokep – Mungkin di saat seumur-umur seperti tersebut memang seorang anak lelaki mulai alami saat puber, di mana saya mulai tertarik akan musuh tipe dan akan jalinan di antara lelaki dan wanita, meskipun saya sedikit memahami berkenaan akan hal tersebut. Mungkin telah saatnya saya harus merasakannya dan saya tidak dapat lupakan bagaimana kami di sekolah mulai membaca dan mengedarkan beberapa cerita porno yang stensilan atau diketik biasa dengan memakai kertas karbon.
Begituan Saya masih ingat sekali saat saya pertama kalinya dipinjamkan satu stensilan narasi porno yang dengan judul “Istri Serdadu” dan tiap malam saya baca narasi itu sekalian bermain dengan kemaluanku sendiri sampai satu saat saya alami “Klimaks” dan kemaluanku memuncratkan cairan mani yang jernih. Di saat itu saya lihat jika mani-ku jernih dan tidak sama seperti yang di blue-film yang dulu pernah saya saksikan sekian tahun selanjutnya di mana mani yang dikeluarkan oleh beberapa pemain film itu selalu putih dan kental. Baru sesudah kurang lebih 2-3 tahun selanjutnya, mani yang kukeluarkan mulai jadi kental dan keputih-putihan seperti cairan air tajin (kanji).
Di saat itu ada sepasang suami iseri yang baru kawin yang sewa satu kamar di dalam rumah kami sementara mereka cari rumah kontrak. Rumah kami lumayan besar dan mereka mengolah sendiri dengan memakai dapur pada bagian belakang rumah. Saya kerap dengar mereka bercengkerama di dalam kamar mereka dan sang istri kerap tertawa cekikikan, tapi saya belum demikian memahami dan tidak dapat memikirkan kurang lebih apa sich yang mereka sedang kerjakan di dalam kamar. Tapi saya mulai ingin ketahui khususnya sesudah membaca beberapa cerita porno stensilan yang saya pinjam dari beberapa teman di sekolah.
Kamar tidurku kebenaran berdekatan dengan ruang tidur mereka dan terbatasi oleh dinding Papan. Satu malam, saat saya dengar si istri tertawa cekikikan, saya coba melihat dan saya temukan celah-celah antara Papan kayu yang batasi kamar kami. Saya menyaksikan secara jelas bagaimana mereka berdua sedang duduk di tepi tempat tidur, badan sang istri terbuka sampai di pinggang dan sang suami sedang meremas-remas buah dada istrinya. Kemaluanku jadi tegang sekali dan dada saya berdebar dengan kuat dan lututku berasa lemas.
Selanjutnya sang suami mulai menghisap-isap pentil buah dada istrinya yang montok dan mulus dan tanpa berasa tanganku mulai permainkan kemaluanku sendiri. Selang beberapa saat mereka bangun dari tempat tidur dan sang istri selanjutnya membaringkan diri di tempat tidur dengan bokongnya cocok ada dipinggiran tempat tidur. Rambut kemaluannya terlihat benar-benar hitam dan lebat dan membukit dan ke-2 kakinya terjuntai kelantai. Sang suami selanjutnya berlutut dimuka kemaluan istrinya dan sang istri mengusung ke-2 kakinya dan menempatkannya di atas pundak suaminya. Saya menyaksikan sang suami memasukkan mukanya di dalam bukit hitam kemaluan istrinya dan saya cuma bisa mengira-ngira jika ia tentu sedang menciumi atau menjilat-jilati kemaluan istrinya. Istrinya menggelinjang-geliat dan tangannya meremas-remas rambut kepala suaminya.
Sesudah bermain semacam itu sejumlah lama, sang suami berdiri dan mereka terlihat berbisik-bisik keduanya. Sang istri selanjutnya berdiri dan ambil selimut dari tempat tidur dan memikulgkannya di lantai. Dasternya jatuh kelantai dan saya benar-benar terrangsang menyaksikan badannya yang telanjang bundar. Buah dadanya berayun-ayun turun naik dan saya dapat menyaksikan celah-celah pahanya yang mengkilap karena basah. Ia selanjutnya membaringkan diri di atas selimut dilantai kakinya ke arah tempat di mana saya melihat. Saat ia renggangkan kakinya, saya dapat menyaksikan bibir kemaluannya yang merah dan basah. Seolah-olah saya dapat ulurkan tanganku dan menyentuhnya karena jaraknya cuma kurang lebih dua mtr. dari dinding di mana saya melihat.
Selanjutnya sang suami buka celana dalamnya dan kelihatanlah kemaluannya yang telah berdiri yang tegak lempeng yang panjangnya ada kurang lebih 10 cm. tapi keliatannya besar sekali batangnya. Ia berlutut antara kaki istrinya dan istrinya mengusung lututnya hingga pahanya jadi lebih terbuka. Saya cuma dapat menyaksikan dari belakang saat sang suami naik menindih istrinya. Sesudah ia menekan dan masukkan kemaluannya di dalam kemaluan istrinya, kaki istrinya naik dan memutari ke-2 paha suaminya dan pantat suaminya terlihat turun naik dengan pergerakan yang teratur.
Tanganku sendiri telah basah oleh lendir mani dari telah saya keluarkannya dari kemaluanku dan rasanya nikmat sekali; lebih nikmat dibanding saat masturbasi dengan memikirkan episode-adegan yang tercatat dalam buku stensilan – di sini saya menyaksikan sendiri dengan mata kepala saya sendiri lelaki dan wanita yang bersenggama.
Saya terus melihat dan sesudah sang suami memompa istrinya kurang lebih 5 menit, bokongnya mulai bergerak turun naik dengan cepat dan saya menyaksikan mendadak otot-otot dipantatnya jadi keras dan ia menekan dalam-dalam dan tangan istrinya merengkuh kepalanya erat-erat. Saya merasakan benar-benar iri menyaksikan kemesraan dan kepuasan mereka berdua di mana mereka bisa nikmati suatu hal sebagai rahasia untuk saya di saat tersebut. Mereka terkapar diam bertindihan semacam itu beberapa saat dan sang suami menjatuhkan badannya kesamping dan tiduran selain istrinya. Kemaluannya terlihat lemas dan basah dan dicelah-celah paha istrinya saya menyaksikan cairan putih mengucur sampai jatuh keselimut tempat ia tiduran. Selanjutnya istrinya ambil celana dalam suaminya yang berada dilantai dan dengan itulah mengusap kemaluannya sendiri dan tangkai kemaluan suaminya.
Sayapun sembunyi-sembunyi dan perlahan-lahan kembali ke arah tempat tidurku dan di dalam gelap saya mulai mengocak kemaluanku kembali sampai saya ejakulasi untuk ke-2 kalinya dan saya tertidur dengan pulas.
Sekolah SMP yang saya ikutinya ialah sekolah sore yang dimulai dari jam 12 siang sampai jam 4 sore. Tiap pagi saya tinggal di rumah sendiri karena orangtua saya pergi bekerja ke kantor dan saudara-saudara saya lainnya bersekolah pada pagi hari. Sehari saya sedang kerjakan PR di atas meja makan saat saya dengar lagi suara sang istri yang tertawa cekikikan dalam kamar mereka. Saya selekasnya tinggalkan meja makan dan masuk ke kamar tidurku untuk melihat episode yang menarik tersebut.
Sang istri sedang menungging di atas tempat tidur dan saat saya melihat bokongnya yang bundar dan putih mulus itu, mani saya rasanya nyaris muncrat waktu itu . Sang suami berlutut dilantai dan menjilat-jilati kemaluan istrinya dari belakang. Aduh betapa nikmatnya, saya berbicara dalam hati. Kapan saya dapat nikmati yang semacam itu, kata saya ngiri.
Sedang asyik-asyiknya menonton, mendadak seorang menepuk bokongku dari belakang. Saya nyaris tidak sadarkan diri karena kaget karena saya menduga bahwaorang tua saya telah pulang dan saya ketangkap basah melihat orang bersenggama. Tapi saat saya melihat ke belakang, saya menyaksikan sang Ayu’, tetangga dari samping dan ia tersenyum dan berbisik, “Hayo, kedapatan ngintip..!”
Saya merasakan lemas dan benar-benar malu dan ketakutan dan sayapun merebahkan diri di atas tempat tidur sekalian telungkup untuk menentramkan diriku. Nach, di sini saya perlu menerangkan sedikit berkenaan tetangga kami, sang Ayu’. Ia tinggal dengan tigaorang anaknya yang tetap kecil-kecil karena suaminya ada di Tanjung Karang dengan istri mudanya. Suaminya jarang tiba berkunjung ia. Sepanjang dua tahun kami bertetangga, saya ingat jika suaminya cuma sebelumnya pernah tiba 2x.
Sering sang Ayu’ tiba “Pinjam” beras atau uang dari Ibu saya karena suaminya telat mengirimi uang berbelanja. Ia kerap minta kakak saya yang wanita yang pandai menjahit untuk menjahit pakaiannya yang selanjutnya ia akan membayar jika ia telah terima uang dari suaminya.
Kurang lebih 3 bulan awalnya, saat saya sedang sendiri di dalam rumah, Ayu’ tiba dan ucapnya ingin ngepas pakaiannya yang hampir usai dijahit oleh kakak saya. Di saat itu tidak ada seseorang di rumah selainnya saya sendiri. Saya membawa ia masuk ke kamar kakak saya untuk coba pakaiannya. Saat ia minta saya untuk keluar karena ia harus melepaskan bajunya, saya diam saja dan tidak bergerak.
“E-eh, kamu tidak mau keluar, iya? Ingin saksikan Ayu’ telanjang..?” ucapnya.
“Bisa kan..?” kata saya mengharap.
“Budak nakal..” ucapnya dan ia putar badannya membelakangi saya sekalian buka bajunya. Oh, lututku jadi lemas menyaksikan tubuhnya yang putih mulus dan bokongnya yang montok; ia rupanya tidak kenakan celana dalam! Tanpa saya ketahui saya maju dan mengelus bokongnya yang mulus. Ia kembali dan memukul tangan saya.
“Heh, koq lancang!” ucapnya 1/2 geram, 1/2 bergurau dan mata saya melotot menyaksikan sisi depan badannya yang untuk saya demikian cantik dan menarik. Saya kagum menyaksikan perutnya yang mulus dan bersih dan yang paling memesonakan ialah kemaluannya yang mulus tanpa rambut sedikitpun! Cuma ada terlihat bibirnya yang kemerah-merahan dengan sedikit warna cokelat menyembul keluar seperti senyuman simpul yang cukup peot.
“Bandel! Kelak saya bilangin mami kamu, lho!” ucapnya tapi ia tidak berusaha tutupi badannya dan memulai kenakan pakaian baru yang hendak dicoba. Ia mulai kenakan pakaian itu dengan menurunkannya dimulai dari kepala dan saat pakaian itu tutup kepalanya, saya tanpa sadar menulurkan tangan saya dan mengelus bibir kemaluannya. Ia nyaris melonjak karena terkejut tapi saya selekasnya lari keluar kamar.
Nach, kembali ke kejadian sekarang ini, saat saya telungkup di tempat tidur, rupanya Ayu’ melanjutkan untuk melihat sendiri episode yang terjadi di dalam ruang tidur. Saya tidak mengetahuinya tapi mendadak saya merasakan tangannya mengelus punggung saya dan saat saya kembali, Ayu’ sedang duduk di tepi tempat tidur dan berbisik, “Mereka kembali ngentot..,” ucapnya dengan napas yang cukup berat.
Saya diam saja karena belum juga sembuh dari rasa terkejut dan malu, tapi mendadak Ayu’ meraba-raba mengarah kemaluanku yang mulai bangun kembali. Saya diam saja dan diamkan ia buka resleting celana saya dan tangannya selanjutnya mengelus-elus tangkai kemaluanku yang telah berdiri yang tegak. Ia selanjutnya berlutut dilantai disamping tempat tidurku dan memulai mengemut kontolku yang belum demikian besar. Saya merasakan benar-benar geli dan nikmat dan mendadak saya melafalkanng dan maniku muncrat di dalam mulut Ayu’. Ia lanjutkan menghisap kontolku yang masih tetap tegang, selanjutnya ia buka dasternya dan naik ketempat tidur. Ia selanjutnya mengangkangi kepala saya dan memberikan kemaluannya yang mulus kewajahku.
Saat ini saya dapat menyaksikan secara jelas sekali bibir kemaluannya yang telah basah dan saya dapat mencium sedikit berbau amis sisa kencing yang menggairahkan buatku. Ia buka bibir kemaluannya dengan jari2nya dan mengutamakan kemaluannya yang merah dan basah kewajahku. Saya nyaris tidak dapat bernapas dan saya mendorongnya undur. Oh, saya berbicara dalam hati, saat ini saya tidak butuh iri kembali bersama pasangan yang bermain dalam ruang tidur samping. Saat ini saya dapat nikmati hal yang sama dengan Ayu’ dan tidak cuma memikirkan episode-adegan narasi porno stensilan saja.
Ayu’ merebahkan dianya pada tempat tidurku dan buka pahanya lebar-lebar.
“Mari, masukkan ke nonok Ayu’..,” ucapnya berbisik.
Saya naiki badannya dan menindih perutnya yang hangat dan mulus. Buah dadanya berasa lunak menekan mukaku yang basah oleh lendir dari kemaluannya dan saya berusaha untuk masukkan kontolku di dalam celah-celan bibir kemaluannya. Ayu’ membantu saya dengan menutun kemaluanku masuk ke kemaluannya, dan saya merasa kan kepuasan yang sangat benar-benar saat saya merasa kan kehangatan lubang kemaluannya yang mengulum tangkai kemaluanku yang remaja itu, dan secara refleks saya mulai memompa turun naik.
Setelah kurang lebih 3 menit saja, Ayu’ mendadak menjepit pinggangku dengan kakinya yang memutari pinggulku dan tubuhya melafalkanng dan ia keluarkan suara mirip orang mengangis. Lantas ia jadi diam dan saya merasakan lubang kemaluannya berdenyut dan tangkai kemaluanku seperti dihisap-sedot. Saya tidak kuat kembali dan saya menyemprot maniku kembali untuk ke-2 kalinya. Ayu’ merengkuh kepala saya ke dadanya dengan kuat sampai saya merasakan susah bernapas, dan saya benar-benar takut janganlah sampai suaranya yang mirip orang menangis itu didengarkan oleh pasangan yang terdapat di dalam kamar samping.
Kami diam dalam posisi semacam itu sepanjang beberapa saat, lantas Ayu’ melepas rangkulannya dan pahanya mengendor dan jatuh kesamping. Saya menggerakkan diriku untuk bangun dan saya menyaksikan muka Ayu’ yang terlihat merah dan matanya tertutup. Saya mengambil kontol saya perlahan-lahan dari lubang kemaluan Ayu’ yang sangat becek. Pergerakan ini membuat nafsuku kembali bangkit dan kontolku jadi keras kembali, dan sekalian bertumpu kekasur mirip seorang yang lakukan push-up, sayapun menggerakkan kemaluanku masuk keluar kemaluan Ayu’. Karena sangat beceknya saya dapat dengar suara seperti mengocak sabun.
Dengan tetap tutup matanya, Ayu’ menyeimbangi pergerakanku dengan pinggulnya, turun naik dan bergoyang kekiri kekanan. Ia menggigit bibir bawahnya dan mendadak ia mengusung pinggulnya untuk memperhitungkan masuknya kontolku lantas kakinya melilit lagi pinggulku dengan kuat dan mendadak ia kentut dengan keras seringkali. Entahlah mengapa saya benar-benar dirangsang dengar ia kentut, dan saat saya merasakan jika kepuasan ejakulasi mulai tiba, saya menyikat dalam-dalam dan satu kali lagi saya semprot air maniku di dalam lubang kemaluannya dan saya merasa kan lagi lubang kemaluannya berdenyut.
Saya selanjutnya bangun dan pergi mandi karena saya harus pergi ke sekolah. kurang lebih 2 bulan selanjutnya, pasangan suami istri itu berpindah kerumah kontrak mereka yang baru. Saya tinggal sendiri di rumah dan hampir tiap hari Ayu’ ajak saya untuk bersetubuh dan kami melakukan sepuasnya, terkadang dapat sampai 3x beruntun. Terkadang Ayu’ demikian bergairahnya hingga meskipun ia sedang mens ia kerap ajak bermain.
Kami bertetangga sampai setahun kembali sampai keluarga saya berpindah ke Jakarta, dan beberapa orang tidak ada yang curigai perlakuan kami di mana kami lakukan persetubuhan hampir tiap hari. Saya masih demikian muda hingga kuat layani Ayu’ yang benar-benar benar-benar haus akan kepuasan karena suaminya nyaris sebelumnya tidak pernah tiba berkunjung ia.
Seperti saya ucapkan barusan di atas, Ayu’ memiliki 3 orang anak. Yang paling tua ialah seorang wanita yang tetap berusia 11 tahun namanya Efi. Saya sebelumnya pernah memiliki peluang untuk meniduri ke-2 Ibu dan anak sekalian, tapi pengalaman itu saya akan katakan di peluang lainnya.